NFT (non-fungible token, atau token yang tidak dapat ditukar) milik orang beken ternyata tidak selamanya aman damai sejahtera gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo.
Lihatlah NFT yang dimiliki oleh John Terry. Legenda Chelsea itu melihat nilai NFT miliknya, ‘Ape Kids Football Club’, merosot hingga 90 persen, Maret lalu, seperti yang dilaporkan oleh The Athletic.
Awalnya, NFT Terry itu diperdagangkan dengan harga rata-rata 656 dolar AS, atau sekitar 9,7 juta rupiah, pada awal Februari 2022. Satu bulan kemudian, harganya tinggal menjadi 65 dolar.
Lalu, dalam waktu kurang dari lima bulan, hingga Juni 2022, harga rata-rata makin jatuh, 99 persen lebih murah dibanding nilai awal.
Karya seni digital yang ditawarkan oleh Terry itu menampilkan seekor monyet, sesuai namanya, yang tampaknya mengenakan seragam biru khas Chelsea.
Seragam biru itulah yang menjadi masalah, sebab Chelsea dilaporkan memeriksa penggunaan seragam dan atribut Chelsea lainnya di NFT Terry. Selain Chelsea, UEFA juga melakukan penyelidikan terkait trofi-trofi mereka, yang hak cipta dan merek dagang dimiliki UEFA, juga dipakai.
“UEFA sangat melindungi dengan serius hak cipta semua intellectual property yang dimiliki dan kami menyelidiki masalah ini lebih jauh,” demikian sebuah pernyataan dari UEFA.
Tidak hanya UEFA dan Chelsea, Premier League dan FA Inggris juga ikut terlibat. Alhasil, semua trofi dari UEFA, Premier League, dan FA, serta badge Chelsea sudah dicopot dari NFT Terry. Si monyet akhirnya tidak memakai kaus seragam jersey, melainkan berbaju oranye.
Selain itu, Chelsea juga tidak mau ikut campur dengan segala konsekuensi hukum yang timbul, jika ada, yang melibatkan NFT Terry. Padahal, Terry adalah bek legendaris Chelsea dan sejak Tahun Baru 2022 bekerja paruh waktu sebagai konsultan di akademi klub London itu.