Lihat ke Halaman Asli

Dian S. Hendroyono

TERVERIFIKASI

Life is a turning wheel

Tak Perlu Panik Ketika Tetangga Terjangkit Covid-19

Diperbarui: 21 Juli 2021   19:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bantu tetangga yang sedang melakukan isolasi mandiri meski berjauhan secara fisik. (Sumber: Joshua Miranda from Pixabay)

Setiap hari, berita soal mereka yang terinfeksi Covid 19 tak berhenti mengalir. Rasanya aman-aman saja, karena lokasi mereka yang jauh dari rumah. Namun, ketika yang terjangkit adalah tetangga sebelah rumah, sangat dekat, ada rasa khawatir yang muncul.

Saya mendapat berita kalau tetangga saya terkena virus berbentuk mahkota itu, tetangga di sebelah rumah, jadi dekat sekali. Khawatir? Tentu saja, tapi saya juga merasa kasihan. Sebab tidak hanya sang ayah yang terkena, namun ketiga anaknya juga tertular. Ketiga anaknya itu belum masuk kriteria usia yang bisa mendapat vaksinasi Covid 19. Sementara, sang ayah sudah mendapat vaksin dosis pertama.

Kini saatnya memakai dengan sungguh-sungguh salah satu norma dalam protokol kesehatan, yaitu physical distancing, bukan social distancing, seperti yang biasa disebut. Sebab, pada saat seperti ini, hanya fisik yang harus berjauhan, namun tidak secara sosial.

Justru secara sosial harus semakin dekat, meski dilakukan dengan fisik yang berjauhan.

Mungkin akan lebih aman jika yang terinfeksi dirawat di rumah sakit. Sehingga, jarak fisik benar-benar jauh. Beda halnya dengan kalau si tetangga masuk kategori isolasi mandiri.

Kebetulan, tetangga kami tidak mengalami gejala yang berat, sehingga sang bapak dan ketiga anaknya melakukan isoman di rumahnya.

Panik tidak diperlukan di sini. Panik hanya menimbulkan kecemasan yang berlebih dan itu bisa membuat tubuh melemah, sehingga rentan terhadap penyakit. Karena itu, berpikir positif harus dikedepankan.

Pastikan bahwa kita tidak pernah bertemu dengan si tetangga sebelum ia terkena Covid 19. Kalau pun sempat bertemu, maka ingat-ingatlah kapan terakhir kali pertemuan itu terjadi. Kalau sudah lebih dari 2 pekan, mungkin kita aman.

Namun, beda halnya jika pertemuan terjadi dalam 2-3 hari terakhir. Maka, datanglah ke rumah sakit atau puskesmas, periksakan diri, pastikan tidak ada Covid 19 yang bermukim di dalam badan.

Jika harus membantu, misalnya untuk mengantarkan makanan dan yang lainnya, maka pastikan kita tidak bertemu langsung dengan siapa pun penghuni rumah. Letakkan saja barang yang diantar di halaman rumah mereka dan beri tahu mereka lewat pesan teks.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline