Pada dahulu kala, tepatnya pada periode 2007 hingga 2019, klub Serie A Italia, Napoli, memiliki pemain yang "nyaris" menjadi dewa bernama Marek Hamsik, gelandang asal Slovakia.
"Nyaris" menjadi dewa, bukan dewa sepenuhnya seperti julukan yang diberikan suporter Napoli kepada mendiang Diego Maradona, karena Hamsik hanya nyaris bisa memberikan gelar juara Serie A untuk Napoli.
Seandainya eks kapten Napoli itu bisa memberi gelar juara Serie A, maka Hamsik akan menjadi dewa sepenuhnya. Kata "nyaris" sebenarnya sudah mendekati, karena Hamsik sudah menggeser Maradona dalam hal mencetak gol.
Ketika meninggalkan Napoli pada Februari 2019, Hamsik sudah mencetak 121 gol dalam semua ajang untuk Napoli. Maradona "hanya" mencetak 115 selama pemain asal Argentina itu berseragam Napoli.
Kalau akhirnya striker/pemain sayap asal Belgia, Dries Mertens, lantas menggeser posisi Hamsik sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang masa buat Napoli, itu bukan lagi masalah.
Selama berada di Napoli, Hamsik hanya bisa memberi tiga gelar: Coppa Italia (2011-12 dan 2013-14) dan Piala Super Italia 2014).
"Saya cuma tidak bisa memberi gelar utama untuk Napoli, yaitu juara liga. Sayangnya kami hanya bisa menjadi runner-up dua atau tiga kali," kata Hamsik, seperti dikutip dari AFP.
Berposisi bukan murni sebagai striker, Hamsik menjadi incaran Juventus, berkat kesuburan kakinya dalam membuat gol. Hamsik, yang berkacamata dan mengenakan anting-anting ketika tidak berlaga di lapangan hijau, nyaris saja pindah ke Juventus, mengikuti jejak pemain idolanya, Pavel Nedved. Namun, pemain yang lahir pada 27 Juli 1987 itu berubah pikiran.
"Saya ingin sekali membawa Hamsik ke Juventus. Dia bisa mencetak gol dengan kedua kakinya. Saya melihat sendiri bagaimana Hamsik bisa mengatasi masalah yang pelik di lapangan," kata Nedved, eks pemain tim nasional Republik Ceko, yang kini menjadi salah satu direktur di Juventus.