Lihat ke Halaman Asli

Irsyal Rusad

TERVERIFIKASI

Internist, FK UGM

Inilah Contoh Hidup Bahwa Merokok itu Membunuh

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14258037513366266

[caption id="attachment_401501" align="aligncenter" width="624" caption="Bentuk paru hewan babi yang terpapar asap rokok. (dailymail)"][/caption]

Sore ini saya mendapat kunjungan pasien, seorang Ibu muda, usia 42 tahun dengan 5 anak yang masih kecil-kecil. Beliau datang dengan keluhan benjolan di leher kanan, batuk, sesak nafas dan kesulitan menelan. Keluhan benjolan pada leher kanan ini dirasakan cepat membesar dalam 2-3 bulan. Sesak nafas, batuk, kesulitan menelan baru dirasakan dalam 1 bulan ini.

Pada  waktu  anamnesis, atau waktu tanya-jawab dengan pasien, ternyata pasien seorang perokok sejak berkeluarga, 25 tahun lalu. Sang  suami   juga seorang perokok berat,  1-2 bungkus setiap hari racun itu dihisapnya. Dan, beliau merokok  tanpa aturan,  tidak peduli di rumah, di kamar, atau di mana saja sesuka hatinya

14257894061679731417

Koleksi sendiri, foto thoraks pasien dengan massa paru

Pemeriksaan fisik pasien, tampak muka pasien membengkak seperti ada bendungan dengan warna kulit agak membiru. Kelopak matanya juga kelihatan sembab. Disamping itu, terlihat massa tumor  pada leher kanan yang cukup besar dan teraba keras. Pemeriksaan paru juga menunjukkan demikian--suara paru sebelah kanan tidak terdengar sama sekali, ini menunjukkan  pasti di paru kanannya juga ada massa tumor, dan kemungkinan sedikit cairan, bisik saya dalam hati.  Pemeriksaan di daerah perut teraba hati  membesar beberapa jari, seperti terdorong ke bawah.

Karena curiga adanya massa, dan cairan di Paru, kemudian dilakukan rontgen atau foto dada. Ternyata memang, seperti gambar di bawah,  ada perselubungan luas seluruh lapangan  paru-paru kanan. Bisa Anda lihat sebagai gambaran paru-paru yang normalnya hitam--bandingkan dengan paru sebelah kiri yang masih hitam, tetapi juga sudah berkurang dari normal--kelihatan  menjadi memutih. Melihat gambaran fisik paru-paru yang seperti ini, tidak heran pasien merasa sesak sekali, karena pengaruh tekanan massa, atau tumor dan cairan yang juga akan mendesak paru sebelah kiri.

"Apa  penyebabnya dokter", tanya suami pasien,  waktu saya beritahu kemungkinan penyakitnya adalah tumor (kanker, tapi belum saya sampaikan ke pasien) di paru-paru kanannya yang menyebar ke leher disertai cairan di parunya. "Dan penyebabnya  kemungkinan besar adalah rokok yang ada di kantong Bpk itu", jawab saya sambil menunjuk ke kantongnya yang kelihatan sebungkus rokok di dalamnya.

Cukup lama sang suami terdiam, lalu sambil mengusap kepala dan menatap anak lelaki yang berusia sekitar 4 tahun yang ada di sampingnya, Ia bertanya, seolah-olah bermohon, "apa obatnya dokter?"....  "tolonglah dokter, usahakan istri saya sembuh, anak-anak kami masih kecil"

Agak lama juga saya termenung, saya ingat prognosis kanker paru yang cukup jelek, dengan terapi yang intensif, hanya sekitar 16% pasien kanker paru yang masih bertahan hidup dalam waktu 5 tahun. Jadi, dari 100 orang penderita kanker paru ini, sekitar  84 orang akan meninggal. Di Amerika Serikat,  setiap tahun lebih dari 400.000 orang meninggal akibat kanker ini. Dan, bila melihat fisik pasien, serta gambaran parunya, perasaan saya mengatakan, dalam hitungan bulan kelihatannya pasien ini tidak akan bertahan. Sekarang saja sesaknya bukan main, menelan makananpun sangat sulit. Lalu, saya juga ingat 4 orang anak-anaknya di rumah, yang masih membutuhkan Ibunya ini. Karena itu, saya agak ragu apa yang harus saya sampaikan kepada suami pasien ini........"Ibuk dirawat dulu untuk mengurangi sesaknya, nanti dokter ahli paru yang akan memberi penjelasan kepada bapak, jawab saya".

Nah, Anda masih belum percaya dan tidak yakin bahwa merokok itu membunuh? ....Atau harus menunggu seperti apa yang dialami Ibu itu, kemudian baru Anda sadar?.... Semua itu pilihan!

Indragiri Hilir, 8-03-15

Irsyal Rusad




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline