Lihat ke Halaman Asli

Dinding Tubuh

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ingat  saat aku membangun dinding?

Mereka runtuh,

ketika aku belum sempat melakukan perlawanan

Mereka bahkan tidak membuat suara

Diiringi jejakmu ke arah utara dari selatanku di hari yang sama



Aku tak pernah mengusai bahasa keraguan,

saat berdiri di terang suaramu,

seolah aku terikat dengan Jibril

Sampai tiba saat ini,

seperti aku yang sudah terbangun



Setiap aturan telah dipatahkan,

serupa risiko yang kita bawa

Aku tak menutup untuk kau keluar

dikelilingi pelukan

melihat suara mu

Kau pun seolah mengerti kau anugrahku

semuanya yang berlebih

Itu tertulis di seluruh wajahmu

Berdoalah agar itu tidak pudar



Aku bisa merasakan suaramu

Aku dapat melihat suaramu

Memukul-mukul  manja seperti sinar matahari kepada pagi yang jatuh di bantal

setelah lalui pembakaran di malam tergelap

Ah, pikiranku yang kecanduan cahayamu



Aku pernah bersumpah;

"Tidak akan pernah jatuh lagi"

Tapi ini bahkan tidak terasa seperti jatuh

Tapi seolah gravitasi tidak bisa melupakan untuk menarikku ke tanah kembali

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline