Premier League sudah menyelesaikan musim 2019/2020 pada Ahad, 26 Juli 2020 yang lalu. Setelah musim selesai, lantas jendela transfer sudah dibuka sejak 27 Juli 2020 atau satu hari setelahnya. Banyak tim tentunya berbenah untuk memperbaiki timnya demi menghadapi musim depan yang dimulai pada September mendatang, termasuk Manchester City.
Manchester City yang di dua musim sebelumnya berhasil menjadi kampiun, di musim ini seperti "kehilangan bensin". Bukti sahihnya ialah trofi Liga yang akhirnya direbut Liverpool pada musim ini setelah dua musim sebelumnya memang selalu bersaing ketat dengan pasukan Pep Guardiola ini.
Ada beberapa faktor yang mendasari mengapa The Cityzens tidak mampu menjadi juara di musim ini. Pertama, badai cedera yang menimpa skuad City. Kita tahu beberapa pemain City harus menepi untuk waktu yang tidak sebentar, seperti Aymeric Laporte, John Stones, Leroy Sane, dan Sergio Aguero. Terlebih untuk nama pertama dan kedua, cederanya ini sangat berdampak besar kepada performa tim.
Hal ini kemudian dapat kita kaitkan dengan satu alasan lainnya terkait menurunnya performa Man City yang paling terlihat, yaitu inkonsistensi yang menimpa para pemain City. Harus diakui, di antara 20 klub yang berlaga di Premier League musim ini, Man City adalah salah satu tim yang sebenarnya memiliki kedalaman skuad yang cukup baik.
Lapis pertama dan lapis kedua dapat dikatakan setara, bahkan bisa dibagi menjadi dua tim jika diinginkan, hal ini memang seperti yang diinginkan Pep Guardiola, terlebih Pep Guardiola memang memiliki kebiasaan untuk merotasi pemainnya pada setiap pertandingan, hal yang tentu saja tidak jarang membuat kesal para pemain Fantasy Premier League.
Hanya saja, beberapa pemain memiliki penurunan performa di musim ini seperti Bernardo Silva, Oleksandr Zinchenko, dan Nicolas Otamendi. Belum juga Raheem Sterling yang performanya dapat dikatakan fluktuatif atau naik turun. Inkonsistensi inilah yang membuat City harus berpuas hati sempat memiliki jarak yang cukup jauh dengan pemuncak klasemen, Liverpool sampai dengan 25 poin.
Inkonsistensi dan badai cedera inilah yang mau tidak mau harus membuat Pep memutar otak bahkan sampai menarik seorang Fernandinho yang biasanya menjadi gelandang bertahan untuk menjadi bek tengah. Selain kedua alasan tadi, alasan ketiga adalah Man City kerap kesulitan ketika menghadapi tim yang bermain bertahan.
Kita tahu dalam laga-laga terakhir musim ini, City bisa menang lawan Liverpool yang sudah jadi juara ketika itu dengan kedua tim yang memang sama-sama menerapkan pemain terbuka. Akan tetapi, City kalah dari Southampton yang cenderung bertahan, dan Arsenal di semi-final Piala FA kemarin, yang mana Arsenal juga tidak terlalu menguasai pertandingan, atau dengan kata lain juga bertahan.
Tentunya hal-hal di atas tadi bakal dijadikan pertimbangan bagi Pep dan manajemen City untuk membenahi tim di musim yang akan datang. Terlebih, Man City juga sudah memenangkan banding atas UEFA terkait dengan pelarangan City untuk mengikuti Champions League selama dua musim di pengadilan arbitrase olahraga, CAS.
Hal ini tentunya membuat manajemen Man City bisa bernafas lebih lega dan bisa lebih leluasa di bursa transfer. Setidaknya City dikabarkan akan mendatangkan dua pemain.
City hampir mencapai kesepakatan dengan Valencia soal pembelian Ferran Torres. Ferran Torres dengan harga yang masih sangat wajar, sekitar 20 juta - 30 juta euro diproyeksikan sebagai pengganti Leroy Sane yang hengkang ke Bayern Munich untuk musim depan.