Lihat ke Halaman Asli

Refleksi Diri Mahasiswa Engineering

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak terasa sudah 2 tahun berlalu gelar mahasiswa ini bergelayut di pundak. 2 tahun yang lalu ketika pikiran tergerus aktivitas kerja tanpa henti, rutinitas tanpa otak. Setiap hari adalah pengulangan hari kemarin, setiap minggu adalah pengulangan minggu kemarin sampai tidak terasa bulan demi bulan berlalu. Kegelisahan menerkam ditengah kedigdayaan honor kerja yang menggoda, memanjakan dan mengembangkan sifat konsumtif.

Terlintas pertanyaan untuk siapa saya bekerja? Yang jelas untuk diri dan keluarga. Kemudian? Untuk seseorang dari bangsa lain yang tidak pernah terlihat wujudnya, tak kenal tampaknya. Lalu apakah saya harus menghabiskan sisa hidup dengan rutinitas yang sama selama berpuluh-puluh tahun? Selama berpuluh-puluh tahun hanya untuk kebutuhan diri, keluarga dan seseorang yang tidak saya kenal? Lalu apa artinya "Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain"?

Maka dari sanalah terpikir untuk melawan! melawan diri sendiri yang telah termanjakan, untuk menantang diri bersusah payah, berpayah-payah mengabdi, bersusah-susah berbagi. sampai suatu saat tidak ada lagi yang dapat dibagi dan tidak dapat lagi mengabdi.

#UntukIndonesiaku

#Pengabdianmahasiswaengineering

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline