Lihat ke Halaman Asli

Black Campaign: Mencoreng Demokrasi dengan Fitnah dan Kebohongan

Diperbarui: 29 Mei 2024   13:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Black campaign, atau kampanye hitam, merupakan praktik kotor dalam politik yang menggunakan informasi bohong, fitnah, dan propaganda untuk menjatuhkan reputasi lawan politik. Berbeda dengan kampanye negatif yang fokus pada kelemahan kandidat secara objektif, black campaign berlandaskan kebohongan dan manipulasi untuk menipu dan menyesatkan masyarakat.
Bahaya black campaign tidak hanya merusak citra kandidat, tetapi juga menggerogoti kepercayaan publik terhadap demokrasi. Praktik ini menciptakan suasana politik yang tidak sehat, penuh permusuhan, dan menghambat proses demokrasi yang adil dan jujur.
Sejarah politik Indonesia diwarnai dengan berbagai kasus black campaign. Pada Pemilu 2014, misalnya, beredar isu SARA dan fitnah yang menyerang beberapa kandidat presiden. Di media sosial, marak beredar konten-konten provokatif dan hoax yang bertujuan untuk memicu perpecahan dan kebencian.
Kasus lain yang menjadi sorotan adalah black campaign pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Berbagai isu bohong dan fitnah disebarkan untuk menjatuhkan salah satu kandidat. Hal ini memicu tensi politik yang tinggi dan berujung pada aksi demonstrasi besar-besaran.
Masyarakat memiliki peran penting dalam memerangi black campaign. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:
- Cek Fakta: Selalu periksa kebenaran informasi yang diterima sebelum menyebarkannya. Gunakan sumber terpercaya dan kredibel untuk memverifikasi informasi.
- Laporkan Konten Negatif: Laporkan konten black campaign yang ditemukan di media sosial kepada platform terkait dan kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
- Tingkatkan Kesadaran Politik: Edukasi diri dan orang lain tentang bahaya black campaign dan pentingnya demokrasi yang bersih dan jujur.
- Dukung Politik Bersih: Pilihlah kandidat yang berpolitik dengan cara yang bersih dan berintegritas. Hindari kandidat yang menggunakan black campaign untuk memenangkan pemilu.
Black campaign adalah musuh demokrasi. Melawan black campaign membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat. Dengan meningkatkan kesadaran politik, kritis terhadap informasi, dan berani melawan praktik kotor, kita dapat mewujudkan demokrasi yang bersih dan bermartabat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline