Penelitian..?
Mudah atau sulit?
Sekarang mulai digencarkan berbagai penelitian di beberapa bidang. Para guru juga tidak kalah untuk bisa meneliti dirinya sebagai refleksi pembelajarannya melalui penelitian tindakan kelasnya. Apa guru harus selalu meneliti yang sesuai dengan pekerjaannya? Tentu tidak selamanya demikian. Peneliti tidak selalu terbatas pada bidangnya saja. Peneliti dapat meneliti apa saja sesuai yang ia kehendaki, dengan catatan dia tahu objek yang akan diteliti dan berpatokan pada karakteristik penelitian yang digunakan, dan menerapkannya sesuai dengan konsep yang sebenar-benarnya.
Akan tetapi alangkah baiknya jika penelitian dilakukan pada apa yang dihadapan kita. Misalnya seorang guru akan lebih efektif meneliti muridnya. Dengan menentukan objek yang sesuai, selain untuk memecahkan problem yang dihadapi juga dapat merefleksi diri semua yang telah dilakukan selama melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Penelitian dapat terlaksana dengan baik jika mendapat dukungan dari berbagai pihak terkait.Menurut Suroso (2009) produktivitas penelitian di Indonesia pada umumnya kurang menggembirakan, salah satu faktor penyebabnya berasal dari individu peneliti, misalnya adanya isolasi intelektual, insentif yang terlalu rendah, promosi karier tidak mendorong untuk melakukan penelitian, keterbatasan kemampuan dan ketidakmampuan untuk mengikuti kemajuan-kemajuan penelitian di dunia global di bidang masing-masing. Kelemahan penelitian juga berasal dari lingkungan kerja peneliti misalnya terbatasnya sumber daya dan sarana penelitian, keterbatasan informasi, situasi instuisi yang tidak stabil, kekurangan tenaga pendukung, dan sebagainya. Hal tersebut dapat kita lihat dibidang pendidikan, baru-baru ini mulai digencarkan untuk meneliti. Dari dulu bagaimana?
Penelitian Tindakan Kelas mulai dikenal para guru meskipun belum sepenuhnya. Tidak ada kata terlambat, dari pada tidak sama sekali. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) merupakan bentuk penelitian reflektif yang dilakukan guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya (McNiff dalam Suroso, 2009: 29).
Latar yang diteliti adalah kelas, siswa, dan diri sendiri. Pelaksanaan PTK tidak harus diteliti sendiri,namun dapat dikolaborasikan dengan dosen atau LPMP yang disebut penelitian tindakan kolaboratif. Penelitian ini bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih professional.
PTK memiliki karateristik yang perlu dipahami oleh PTKwan antara lain Penelitian Tindakan Kelas dialaksanakan untuk memecahkan masalah pembelajaran yang sedang dihadapi guru, apabila praktik pembelajarannya tidak ada problem berarti PTK tidak diperlukan lagi pada saat itu, Dalam penelitian ini terdapat tindakan-tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. Selama penelitian berlangsung peneliti melakukan evaluasi diri (self evaluatif) secara terus menerus agar supaya meningkatkan praktik yang dilaksanakan.
Dengan tersosialisasikannya peneletian ini diharapkan bukan hanya karena tuntutan, peneliti mau untuk melaksanakannya namun peneliti benar-benar dengan dasar tekad yang kuat untuk mencapai tujuan penelitian ini sekaligus memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya sebagai tanggung jawab dan tantangan masa kini dan masa mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H