Hobi membaca akhirnya membuat saya menggunakan kacamata untuk pertama kalinya saat menjelang kelulusan SMA. Ini gara-gara saya suka membaca sambil tiduran atau saat berada dalam kendaraan yang bergerak.
Seiring berjalannya tahun, minus mata saya semakin bertambah. Bahkan setelah beberapa tahun bekerja, saya juga mengalami astigmatisme (silinder) di samping miopi (rabun jauh).
Topik pilihan Kompasiana kali ini cukup menarik perhatian saya, yakni pentingnya memperhatikan kesehatan mata bagi para pekerja. Tema World Sight Day 2023 yang jatuh pada tanggal 12 Oktober "Love your eyes at work" mengingatkan kita, terutama para pekerja yang kesehariannya berkutat di depan layar komputer/laptop, untuk lebih peduli dengan kesehatan mata. Dan jujur saja, tema ini juga lumayan menyentil saya. Mengapa?
Well, pekerjaan yang saya geluti selama 10 tahun belakangan memang mengharuskan saya untuk menatap layar laptop hampir sepanjang hari. Dan saya akui bahwa saya kurang memperhatikan kesehatan mata.
Boleh dibilang saya kurang mengistirahatkan mata jika beraktivitas di depan laptop selama berjam-jam. Apalagi jika pekerjaan sedang banyak-banyaknya dan deadline bersamaan.
Akibatnya ketika sore atau malam tiba, sering kali mata terasa kering, merasa pusing atau sakit terutama di sekitar mata, serta nyeri dan pegal di sekitar leher. Menurut beberapa sumber yang saya baca, gejala ini bisa jadi dipengaruhi oleh paparan radiasi sinar biru (blue light exposure) yang terpancar dari perangkat elektronik.
Gaya Hidup Digital dan Kesehatan Mata
Perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor yang memicu tren gaya hidup digital di masyarakat, yakni ketika segala sesuatunya bisa dikerjakan melalui layar laptop atau smartphone. Puncaknya pada masa pandemi Covid-19 kemarin.
Banyak sektor pekerjaan yang menerapkan sistem WFH (work from home). Bahkan sekolah maupun universitas pun menerapkan sistem PJJ (pembelajaran jarak jauh) kepada para peserta didiknya. Aktivitas remote seperti ini tentunya meningkatkan intensitas penggunaan gadget seperti laptop, tablet, maupun smartphone.
Menurut laporan "State of Mobile 2023" yang dipublikasikan oleh aplikasi data.ai, selama tahun 2022 warganet Indonesia menghabiskan waktu rata-rata 5.7 jam setiap harinya untuk menggunakan ponsel. Dalam hal ini Indonesia berada di peringkat satu, diikuti Singapura, Brazil, Arab Saudi, dan Korea Selatan. Apakah ini sebuah prestasi atau ironi?