Sore itu sambil menunggu KRL yang akan membawa saya pulang tiba, jemari saya bergerak naik-turun mencari konten menarik di aplikasi Youtube.
Saya perlu sesuatu yang menarik untuk mengalihkan perhatian saya dari rasa letih setelah seharian bekerja dan rasa pegal kaki yang akan saya rasakan nanti selama satu jam ke depan di antara desakan sesama anker (anak kereta).
Perhatian saya pun jatuh pada sebuah konten dari salah satu youtuber terkenal asal Indonesia yang sering menayangkan pengalamannya jalan-jalan ke berbagai belahan dunia.
Pada konten itu, si youtuber rupanya mengunjungi bekas kamp konsentrasi Nazi terbesar yakni Auschwitz-Birkenau di Polandia, yang kini sudah menjadi museum.
Dari setiap bagian kamp yang diperlihatkan dalam konten tersebut, saya membayangkan betapa mengerikan dan menyedihkannya yang dialami oleh para tahanan kaum Yahudi di bawah rezim partai Nazi di bawah pimpinan Der Fuhrer saat itu.
Bagaimana sekian banyak orang Yahudi dari berbagai belahan negara itu dibawa ke kamp dengan menumpang kereta yang sebetulnya digunakan untuk mengangkut ternak dan barang. Barak-barak yang sangat tidak manusiawi digunakan untuk tidur.
Selain itu pada salah satu rumah yang did alamnya dibagi beberapa ruangan, diperlihatkan tempat menyimpan tumpukan barang-barang peninggalan para tahanan, seperti sepatu, koper, dan lainnya. Hingga seperti apa kamar gas yang digunakan untuk 'menyelesaikan' hidup para tahanan yang sakit dan sudah dianggap tak berguna oleh tentara, dan krematorium yang dilengkapi dengan cerobong-cerobong besar.
Holocaust Remembrance Day
Ingatan saya melayang ke bulan April 2017 lalu saat saya mengikuti pilgrimage trip ke Israel.