Lihat ke Halaman Asli

Irmina Gultom

TERVERIFIKASI

Apoteker

[Resensi] Lebih Aware dengan Konflik Rumah Tangga melalui "Lebih Senyap Dari Bisikan"

Diperbarui: 9 Mei 2022   19:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

"Di akhirat nanti, kalau aku ketemu Tuhan akan kutanyakan kenapa Dia bikin tubuh perempuan seperti makanan kaleng. Kubayangkan di bawah pusar atau pantatku ada tulisan: Best before: Mei 2026." - Lebih Senyap dari Bisikan.

Petikan kalimat di atas langsung membuat saya penasaran ketika membaca sinopsis di bagian belakang sampul buku. Dan saya pun jadi berpikir bahwa pertanyaan semacam itu ada benarnya juga sih..

Blurb

Buku ini menceritakan kisah pasangan suami istri, Baron dan Amara, yang tengah dihujani pertanyaan bercampur tekanan dari orang-orang di sekitar mereka "Mengapa mereka belum punya anak?"

Awalnya Amara dan Baron tidak terlalu menganggap serius. Tapi lama kelamaan keduanya merasa gerah juga. Ketika tanpa disadari Amara sudah berkali-kali mengikuti acara baby shower teman-temannya. 

Ketika di setiap pertemauan keluarga, mereka justru merasa lampu sorot selalu diarahkan kepada mereka dan dihujani pertanyaan macam 'Kok belum jadi juga sih? Kurang ahli kali bikinnya?' atau 'Sudah cek ke dokter belum, atau program saja ke dokter' atau 'Ambil anak angkat saja untuk pancingan' dan ujung-ujungnya 'Kurangin dulu kerjaan, kamu pasti kecapekan'.

Dan mereka semakin merasa waswas ketika menyadari bahwa ada risiko yang mengintai ketika wanita mengalami kehamilan pertama di usia 40an ke atas. 

Amara pun mulai melakukan cara-cara yang boleh dibilang obsesif demi bisa hamil. Bahkan ia mengatur jadwal secara ketat dengan suaminya demi memperoleh timing yang pas.

Ketika akhirnya usaha keduanya berhasil, rupanya ada masalah lain yang sudah menanti. Diceritakan bahwa Amara mulai kesulitan beradaptasi dengan peran barunya sebagai seorang ibu. Ia bahkan akhirnya memilih resign karena perannya sebagai seorang ibu tidak bisa maksimal jika sambil bekerja.

Tekanan lain datang dari ibu Amara yang mengambil alih kontrol, seakan menyindir Amara bahwa ia tidak becus mengurus anak. Amara dan ibunya sempat putus hubungan sejak Amara bersikeras menikah dengan baron yang berbeda keyakinan dengannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline