Lihat ke Halaman Asli

Irmina Gultom

TERVERIFIKASI

Apoteker

Mengapa Mahasiswa Farmasi Perlu Mempelajari Distribusi Obat?

Diperbarui: 15 April 2022   21:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Pendistribusian Obat (Sumber gambar: nbscience.com)

Dulu ketika saya baru saja memasuki dunia perkuliahan farmasi, saya masih belum memiliki bayangan yang jelas mengenai prospek lapangan pekerjaan seorang farmasis atau apoteker. Pokoknya yang saya tahu, saya bakal jadi tukang obat. Atau jika memungkinkan, saya bisa jadi pengusaha yang punya apotek sendiri.

Tapi seiring berjalannya waktu, saya menyadari bahwa lapangan kerja seorang apoteker itu tidak sesempit daun kelor. Nyatanya lapangan kerja untuk farmasis seluas Samudera Pasifik (oke, ini lebay sih), tergantung minat atau panggilan kita di bidang apa.

Nah, secara umum seorang apoteker dapat mengamalkan sumpah profesinya dalam bidang pelayanan, industri, maupun akademik/pendidikan.

Bidang pelayanan, misalnya, di fasilitas pelayanan kesehatan seperti apotek, klinik, dan rumah sakit, yang sering dikenal juga dengan istilah Farmasi Komunitas. Atau bisa juga sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di tingkat kementerian atau lembaga negara non-kementerian.

Selain bidang pelayanan, ada juga bidang industri atau produksi. Lingkup komoditinya bisa obat kimia (ethical), obat bahan alam (obat tradisional) dan suplemen kesehatan, kosmetik, alat kesehatan, atau pangan olahan. 

Area apoteker dalam bidang industri ini contohnya produksi, Pengawasan Mutu (Quality Control), dan Pemastian Mutu (Quality Assurance). Atau kalau tidak berminat di area teknis, menjadi seorang sales/marketing atau seorang regulatory pun bisa.

Dan jika memiliki minat dalam bidang akademik, seorang apoteker juga dapat berkontribusi sebagai tenaga pendidik seperti guru, dosen, atau peneliti.

Nah sebagai bekal untuk terjun dalam ketiga bidang tersebut di atas, seorang mahasiswa dalam program perkuliahan profesi apoteker, akan mengikuti perkuliahan secara teori maupun program Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA). 

Melalui PKPA, mahasiswa akan terjun langsung dalam dunia kerja. Dengan demikian, diharapkan para lulusan apoteker yang baru bisa langsung menyesuaikan diri dalam menerapkan ilmunya di lapangan.

Mengapa Mahasiswa Farmasi Harus Belajar Distribusi Obat dan Bahan Obat?

Pada umumnya, saat ini kurikulum perkuliahan profesi apoteker mencakup farmasi klinis dan komunitas (ilmu kefarmasian yang menitikberatkan pada pelayanan farmasi di apotek, puskesmas, dan rumah sakit), farmasi industri (ilmu kefarmasian yang menitikberatkan pada produksi obat), bisnis dan manajemen farmasi, juga hukum dan kode etik profesi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline