Lihat ke Halaman Asli

Irmina Gultom

TERVERIFIKASI

Apoteker

Kalau Bahagia Itu Sederhana, Mereka yang Hadir dengan Sederhana Juga Perlu Diperhatikan

Diperbarui: 13 Desember 2020   14:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi layanan pesan antar (Sumber: shutterstock via suara.com)

"Tunggu Mbak kembaliannya," kata si bapak ojol (ojek online) yang mengantarkan pesanan makanan saya. Ia mulai merogoh saku jaketnya. Saat itu sudah menjelang malam. Udaranya lumayan dingin dan disertai gerimis salju karena hujan besar baru saja selesai. Maklum, rumah saya berlokasi di daerah Bogor. Jadi kalau sudah musim hujan begini, udaranya lumayan dingin terutama di malam hari. Brrrr!

"Gak apa-apa Pak, kembaliannya ambil aja," kata saya sambil memeriksa kelengkapan pesanan yang sudah saya terima. Puji Tuhan, kebetulan beberapa hari sebelumnya saya juga baru saja dapat rezeki hasil pekerjaan sampingan.

"Wah, ini kebanyakan Mbak," sambung si bapak ojol lagi.

"Iya gak apa-apa Pak, buat Bapak aja. Makasih banyak ya Pak."

"Alhamdulilah, makasih banyak juga ya Mbak," kata si bapak ojol dengan nada yang sungguh-sungguh.

Tanpa bermaksud mendiskreditkan pekerjaan driver ojek online, saya membayangkan bagaimana jika bapak saya sendiri yang berada di posisi seperti itu. Berkeliling di malam yang dingin mengambil dan mengantarkan pesanan makanan kesana kemari.

Selain saya, mungkin ada banyak pembaca sekalian yang pernah mengalami penggalan percakapan di atas. Sederhana dan biasa banget memang. Tapi untuk saya, berbagi dengan cara seperti itu sangat heartwarming. Tidak besar memang, hanya berupa tips yang jumlahnya tidak terlalu banyak juga, tapi bisa membuat orang lain bahagia. Percaya tidak percaya, ketika orang lain bahagia, rasa itu juga akan 'menular' ke diri kita loh.

Definisi bahagia bisa jadi ada beberapa versi, tergantung masing-masing orang. Ada yang bahagia ketika punya materi yang tak terbatas, ada yang bahagia ketika bisa jalan-jalan ke berbagai tempat, ada yang bahagia ketika punya pekerjaan tetap, ada yang bahagia meski tanpa punya materi berlimpah tapi memiliki keluarga yang saling mendukung.

Kalau bahagia versi saya sih yang penting hidup cukup. Kalau mau makan cukup, mau belanja cukup, mau jalan-jalan cukup, mau beli mobil atau rumah cukup. Hahaha! Bercanda deh. Jangan serius-serius amat.

Tapi saya akui, bahagia setelah berbagi itu rasanya luar biasa banget. Pokoknya seperti yang saya singgung tadi. Heartwarming, alias ada kehangatan di hati.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline