Mumpung masih dalam suasana lulus-lulusan, saya mau menulis seputar perkuliahan farmasi (lagi) karena beberapa waktu yang lalu ada DM (Direct Message di Instagram) yang menanyakan tentang pengalaman saya waktu kuliah farmasi dulu.
Jadi semoga tulisan saya kali ini bisa bermanfaat bagi pembaca atau kompasianer yang punya adik/kakak, sepupu, atau keponakan yang sedang siap-siap masuk kuliah farmasi.
Sebelum saya bahas lebih jauh, perlu diketahui bahwa persyaratan utama untuk masuk kuliah farmasi adalah lulus dari SMA jurusan IPA atau SMF, karena mata kuliah yang akan dihadapi berpusat pada ilmu sains sehingga tentunya diperlukan latar pendidikan dasar di bidang eksakta, supaya nantinya dapat mengikuti perkuliahan dengan optimal.
Selain itu perlu dicatat juga bahwa lulus tes buta warna adalah hal yang wajib bagi mereka yang akan kuliah farmasi. Mengapa?
Dalam mempelajari ilmu farmasi, kita akan sering berhadapan dengan bahan-bahan obat, di mana salah satu metode identifikasi suatu bahan obat adalah secara visual meliputi warna, bentuk, dan tekstur.
Bahan-bahan obat tersebut banyak memiliki warna yang hampir mirip. Itulah mengapa kemampuan untuk bisa membedakan warna sangat diperlukan.
Disamping tidak memiliki kondisi Buta Warna, apa saja sih yang perlu disiapkan untuk memasuki perkuliahan farmasi?
Boleh dibilang kurang lebih 70% kegiatan perkuliahan mahasiswa farmasi adalah praktikum. Selain itu, untuk meraih gelar Apoteker akan ada serangkaian proses magang yang harus dilalui dengan penuh kesabaran, kegigihan, dan perjuangan.
Oleh sebab itu, tentunya mahasiswa farmasi harus memiliki mental dan tekad yang kuat, serta sabar dan tidak mudah menyerah layaknya seorang pejuang kemerdekaan di masa lampau (halaaahhh!).
Baca juga: Dear Mahasiswa Farmasi, Ingat Kegiatan Akademik dan Non-akademik Sama Pentingnya
Eh tapi ini serius loh, kalau seorang mahasiswa farmasi tidak memiliki sifat ini, saya yakin lambat laun ia akan gugur dan layu sebelum berkembang alias mundur teratur alias walk out!