"Cuy, gue gak masuk ya hari ini. Flu berat nih gara-gara nerobos hujan semalam Paling gue bedrest seharian dulu hari ini, besok juga udah bisa masuk", saya membaca pesan whatsapp dari salah satu rekan kantor.
Biasanya sekitar 2 sampai 3 bulan sebelum dan sesudah tahun baru, cuaca akan sering berubah-ubah. Kadang panas kadang dingin. Kadang terik, kadang hujan badai.
Tak jarang bagi orang-orang yang kurang persiapan dengan perlengkapan hujan (payung, jas hujan, jaket dan lainnya), suka kehujanan saat di perjalanan.
Jika kebetulan kondisi badan sedang tidak fit, banyak penyakit yang mengancam mulai dari pilek, batuk, hingga DBD. Termasuk rekan kerja saya di atas.
Sepintas tidak ada yang salah dengan kalimat di atas. Tapi sebenarnya yang dimaksud rekan saya itu bukan flu melainkan selesma.
Mungkin kita jarang mendengar istilah selesma. Tapi sebenarnya flu dan selesma adalah dua penyakit yang berbeda, meskipun mayoritas gejalanya mirip-mirip.
Membedakan Flu dan Selesma
Baik flu (influenza) dan selesma (common cold), keduanya adalah penyakit yang menyerang saluran pernafasan akibat virus yang berbeda. Influenza disebabkan oleh virus Influenza, sementara selesma biasanya disebabkan infeksi virus jenis Rhinovirus.
Penyakit ini menular dengan mudah melalui udara atau percikan ludah saat penderita berbicara secara langsung dengan orang sehat. Gejala keduanya mirip-mirip seperti, demam, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, bersin-bersin, batuk dan pilek.
Meski begitu, perbedaannya terletak pada lama gejala yang dialami oleh penderita. Pasien influenza bisa terbaring hingga sepuluh hari dan merasa lemah hingga satu bulanan.
Sementara pasien selesma, mungkin akan merasa lemah sekitar satu atau dua hari, tapi begitu minum obat, istirahat total seharian, makan dan minum yang cukup, pasien akan merasa segar kembali. Bahkan beberapa orang masih bisa beraktivitas seperti biasa meskipun sedang sakit.