Lihat ke Halaman Asli

Irmina Gultom

TERVERIFIKASI

Apoteker

Manfaat Vs Risiko dari "Energy Drink"

Diperbarui: 16 Oktober 2018   17:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: news.sky.com

Biasanya di bulan-bulan menjelang akhir tahun seperti ini, mayoritas aktivitas karyawan perusahaan akan terlihat lebih sibuk dari sebelum-sebelumnya. Setiap divisi/departemen akan berusaha mengejar target akhir tahun dan menyusun anggaran untuk tahun berikutnya (budgeting). Maka tak heran dalam seminggu banyak karyawan yang bekerja lembur, termasuk saya, demi memenuhi target kerja.

Mau bagaimana lagi, kelak job performance dalam setahun akan digunakan menjadi bahan pertimbangan untuk persentase kenaikan gaji di tahun depan.

Saat seseorang bekerja lembur yang berarti melebihi jam kerja normal, tentunya mereka akan membutuhkan tambahan energi supaya bisa tetap fokus meski tubuh sudah beraktivitas seharian sejak pagi. Selain makan dan minum multivitamin, beberapa dari mereka mungkin juga terbiasa minum minuman berenergi (energy drink).

Dan tak hanya kaum pekerja, terkadang mahasiswa pun (kebanyakan yang pria) mengkonsumsi energy drink untuk menambah energi dan meningkatkan fokus ketika sedang musim ujian atau saat skripsi dan sidang akhir.

Saya jadi teringat saat sedang sibuk-sibuknya menyusun laporan skripsi menjelang sidang akhir zaman kuliah dulu. Saat itu adalah saat-saat yang sibuk dan lumayan menegangkan. Butuh stamina tinggi dan tingkat fokus yang ekstra karena kurang tidur akibat menyempurnakan laporan skripsi.

Suatu malam ketika beberapa grup (termasuk saya) sedang menunggui proses ekstraksi tanaman di laboratorium Fitokimia, salah seorang teman laki-laki saya (sebut saja Dilan) tiba-tiba kelihatan berkeringat dingin. Awalnya kami mengira si Dilan ini sakit, tapi rupanya dia baru saja minum energy drink yang ada logo dua banteng saling seruduk. 

Dan usut punya usut, si Dilan ini tidak terbiasa minum minuman yang mengandung kafein (termasuk kopi), sehingga selain berkeringat dingin, dia juga merasa detak jantungnya lebih cepat dari biasanya. "Iya nih, gue sampe berasa capek. Padahal dari tadi duduk doang", komentar dia waktu itu. Rupanya saat itu adalah kali pertama dia mencoba energy drink karena direkomendasikan temannya jika ingin merasa segar bugar meski beraktivitas hingga malam.

Disebut energy drink karena produk tersebut memang bertujuan untuk memberikan energi tambahan serta meningkatkan fokus dan tingkat kewaspadaan seseorang. Ada beberapa merek produk energy drink yang terkenal mulai dari Red Bull, Monster, Cobra, Rockstar dan sebagainya.

Umumnya energy drink berupa minuman berkarbonasi (soda) dan memiliki komposisi utama yang terdiri dari kafein, taurin, gula, dan multivitamin (mulai dari vitamin B1, B2, B6, B12 dan lainnya). Kafein untuk meningkatkan kewaspadaan dan mencegah kantuk, taurin dan gula sebagai sumber energi dan multivitamin untuk meningkatkan stamina.

Pada kasus Dilan di atas, dia tidak terbiasa dengan asupan kafein, dimana kafein bekerja sebagai stimulan. Dengan demikian, Dilan jadi merasa deg-degan karena detak jantungnya meningkat signifikan untuk memompa darah. Salah satu efek samping kafein sebagai stimulan adalah takikardi (percepatan denyut jantung).

Energy drink: Manfaat vs Risiko

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline