Lihat ke Halaman Asli

Irmina Gultom

TERVERIFIKASI

Apoteker

Alami Efek Samping Obat yang Tak Dikenali? Laporkan!

Diperbarui: 10 Oktober 2018   16:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: yourgenome.org

Obat sejatinya adalah senyawa kimia yang memiliki dua sisi ibarat koin yakni bisa bermanfaat atau justru malah merugikan. Bermanfaat dalam arti memberikan efek yang diinginkan jika digunakan sesuai petunjuk, namun ketika digunakan sembarangan tentunya akan memberi efek yang berlawanan (tidak diinginkan).

Tapi jangan salah, efek yang tak diinginkan pun bisa muncul meski sudah menggunakan obat sesuai dengan petunjuk. Hal ini dikenal dengan Efek Samping Obat (ESO) atau Kejadian yang Tidak Diinginkan (KTD). KTD yang muncul bisa berupa gejala yang dapat diprediksi maupun tidak terprediksi dan bisa berupa KTD non-serius dan serius. 

Menurut Peraturan Kepala BPOM tahun 2011, disebut KTD serius apabila menyebabkan keadaan yang mengancam jiwa hingga kematian, pasien memerlukan perawatan di RS, perpanjangan waktu perawatan di RS, cacat tetap, kelainan kongenital (cacat bawaan) dan kejadian medis penting lainnya.

Ketika Anda membeli suatu produk obat, coba sesekali perhatikan brosur atau leaflet yang terdapat dalam dus obat tersebut. Idealnya dalam leaflet suatu produk obat baik yang berasal dari sintesis senyawa kimia maupun yang berasal dari ekstrak bagian tertentu tanaman obat, terdapat paling tidak empat poin yang berkaitan dengan informasi keamanan obat yakni:

Efek Samping (Adverse Effects/Adverse Reactions)
Merupakan suatu respon atau reaksi terhadap obat yang merugikan dan tidak diharapkan, dan terjadi pada dosis yang normal yang digunakan pada manusia untuk pencegahan, diagnosa, atau terapi; atau untuk mengubah fungsi fisiologis (WHO). Misalnya sakit kepala, pusing, mual, muntah, ruam, mengantuk, sembelit dan sebagainya.

Namun seperti yang sudah saya singgung tadi, KTD bisa berupa gejala atau reaksi yang sudah diprediksi maupun yang tidak terprediksi. Tentunya informasi KTD yang terprediksi akan tercantum dalam leaflet obat tersebut, dan sebaliknya.

Umumnya ESO sifatnya merugikan, tapi pada kondisi tertentu kadang ESO justru bersifat menguntungkan. Misalnya, obat batuk yang mengandung Chlorpeniramine Maleate (CTM) atau Dimenhydrinate dapat menyebabkan kantuk sehingga akan merugikan jika digunakan pada siang hari, namun membantu tertidur di malam hari.

Ilustrasi: pharmasastra.blogspot.com

Kontraindikasi (Contraindications)
Kebalikan dari Indikasi (fungsi obat), Kontraindikasi merupakan informasi yang berkaitan dengan situasi atau kondisi pasien yang tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat tersebut. Misalnya obat yang mengandung bahan pemanis Aspartame tidak boleh dikonsumsi pasien yang menderita Fenilketonuria. Atau obat tersebut tidak boleh digunakan oleh pasien yang memiliki reaksi hipersensitivitas terhadap zat obat tersebut. Atau obat-obat golongan Antiinflamasi Non-Steroid (misalnya Sodium Diklofenak) yang memiliki efek samping iritasi lambung, tidak boleh diberikan pada pasien dengan riwayat tukak lambung.

Peringatan dan Perhatian (Warnings and Precautions)
Merupakan informasi berupa resiko-resiko yang mungkin muncul jika digunakan pada pasien dengan kondisi tertentu, misalnya pasien yang memiliki sakit jantung, disfungsi hati dan atau ginjal, ibu hamil dan menyusui, pasien lanjut usia (geriatri), bayi dan lainnya.

Interaksi Obat (Drug Interactions)
Merupakan informasi berupa "pantangan" makanan, minuman maupun obat lain yang tidak boleh digunakan bersamaan dengan obat tersebut. Misalnya konsumsi Bisacodyl (obat pencahar) tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan susu karena dapat mengurangi atau menghilangkan efek Bisacodyl. Konsumsi bersamaan obat kimia dengan obat tradisional juga sangat beresiko meningkatkan toksisitas (keracunan) dalam tubuh.

Lalu bagaimana jika seorang pasien mengalami KTD atau ESO yang tidak biasa atau bahkan tidak terprediksi (tidak tercantum dalam leaflet obat)?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline