Lihat ke Halaman Asli

Irmina Gultom

TERVERIFIKASI

Apoteker

Hoaks, Parasetamol yang Mengandung Machupo Virus

Diperbarui: 12 Desember 2017   20:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: altnews.in

Siang ini, saya kembali mendapat pesan broadcast di salah satu grup Whatsapp. Kali ini berupa gambar beserta keterangan sebagai berikut: "Berita Penting Untuk Keluarga Kita. PERINGATAN URGENT! Hati-hati untuk tidak menggunakan Parasetamol yang datang ditulis P-500. 

Ini adalah Parasetamol baru, sangat putih dan mengkilap, mengandung "Machupo" virus, dianggap salah satu virus yang paling berbahaya di dunia dan dengan tingkat kematian yang tinggi. Silakan berbagi pesan ini, untuk semua orang dan keluarga. Dan menyelamatkan hidup dari mereka. Saya sudah melakukan bagian saya, sekarang giliran Anda".

Sumber: dokpri

Keterangan tersebut disertai gambar pria dan wanita dengan tubuh penuh bercak-bercak merah seperti penyakit campak, sebagai ilustrasi dari akibat penggunaan obat yang mengandung virus tersebut. Dan sayangnya, informasi semacam ini justru datang dari seorang yang berprofesi di bidang kesehatan, tanpa ada embel-embel keterangan yang bisa dipercaya kevalidannya.

Kebetulan saya memang belum pernah mendengar berita ini sebelumnya, jadi langsung saja saya kepoin Mbah Google. Dan benar saja, isu ini langsung muncul di urutan pertama. Bukan tentang bukti fakta yang mendukung informasi tersebut, melainkan klarifikasi dari BPOM dan Health Science Authority (lembaga setara BPOM di Singapore) yang menyatakan bahwa berita tersebut adalah HOAX.

Jika ditelusuri, rupanya informasi ini sudah lumayan lama juga beredar. Tapi ya tetap saja, mungkin masih banyak juga orang tidak tahu mengenai info hoax ini.

Lalu apa itu Machupo Virus? Machupo Virus adalah virus golongan Arenavirus yang pertama kali di temukan di Amerika Selatan (Panama dan Bolivia). Oleh sebab itu, Machupo Virus dikenal juga dengan nama Bolivian Hemorrhagic Fever (BHF) Virus.

Dan sesuai namanya, virus ini menyebabkan demam hemoragik, perdarahan, sakit otot dan kejang pada yang terinfeksi. Perantara virus ini umumnya hewan pengerat dan bisa ditularkan melalui udara atau makanan yang tercemar oleh air liur (saliva), feses dan urin reservoar (hewan pembawa). Namun hingga saat ini, kasus infeksi Machupo Virus hanya terdokumentasi di Amerika Selatan.

Sebenarnya berita-berita kesehatan semacam ini sudah sering beredar. Jadi ketika masyarakat mendapatkan informasi semacam ini, ada baiknya untuk memastikan kebenarannya lebih dulu. Jangan langsung di-forward sehingga menimbulkan kehebohan publik. Zaman digital yang serba cepat seperti sekarang ini jangan hanya dimanfaatkan untuk bermedia sosial saja. Tapi manfaatkan juga untuk memilah dan memastikan ke sumber terpercaya ketika memperoleh suatu informasi yang dianggap sensitif.

Apalagi, produk obat milik Apex Laboratories Private Limited tersebut juga tidak terdaftar di BPOM yang berarti produk tersebut memang tidak dipasarkan di Indonesia. Sama seperti yang telah dikonfirmasi HSA bahwa produk tersebut juga tidak beredar di Singapore. Jadi seharusnya peluang obat tersebut didapatkan di Indonesia juga tidak mudah.

Saya sendiri kadang berpikir, berita-berita semacam ini mungkin saja dibuat untuk menjatuhkan pihak lain (black campaign). Oleh sebab itu jangan lupa untuk selalu cerdas dalam bermedia sosial dengan tidak sembarangan menyebarkan berita (terutama tentang kesehatan) yang belum pasti kebenarannya. 

Salah-salah, kita malah ikut berpartisipasi dalam usaha black campaign kepada pihak lain dan membuat heboh masyarakat awam. Nggak mau kan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline