Lihat ke Halaman Asli

Irmina Gultom

TERVERIFIKASI

Apoteker

Tari Kecak Uluwatu yang Memanggil Berbagai Bangsa dari Seluruh Dunia

Diperbarui: 29 April 2021   07:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tari Kecak Uluwatu - Dokumentasi pribadi

Siapa yang tidak kenal Bali? Pulau Dewata yang terletak di antara Pulau Jawa dan Lombok ini sudah terkenal ke seluruh dunia. Bahkan tidak jarang orang-orang di luar sana lebih mengenal Bali daripada Indonesia itu sendiri.

Minggu lalu saya kembali ke Bali untuk yang keempat kalinya. Tidak pernah bosan memang. Meskipun ada banyak destinasi wisata baru lainnya yang bermunculan, Bali tetap selalu di hati dan sangat cocok menjadi tujuan liburan panjang maupun hanya sekadar short escape bersama sahabat di akhir minggu seperti yang saya lakukan.

Sebagai tempat dengan mayoritas penduduk beragama Hindu, Bali tidak pernah menghilangkan identitasnya, meskipun budaya barat sudah lama masuk ke wilayah ini karena mayoritas turis yang berkunjung berasal dari luar Indonesia. 

Gerbang pura di setiap rumah penduduk yang penuh dengan ukiran, sesaji-sesaji yang diletakkan di depan pintu masuk, suara denting-denting gamelan, wangi-wangian dupa, patung-patung pewayangan hingga penduduk asli yang berseliweran dengan pakaian adat Bali, selalu membuat saya terpesona dan seakan benar-benar berada di pulau para dewa. Belum lagi pantai-pantainya yang berpasir halus plus pemandangan sunset yang cantik-cantik.

Namun dari semua hal-hal yang mempesona itu, ada satu tempat yang menurut saya paling eksotis dan tidak pernah bosan untuk saya lihat. Yap, Kawasan Uluwatu di sebelah Barat Daya Pulau Bali.

Tentunya bagi yang sudah pernah ke Bali, pasti mengenal nama tempat ini juga. Kawasan yang termasuk dalam wilayah Desa Pecatu ini sangat terkenal dengan bangunan ikoniknya, yaitu Pura Luhur Uluwatu yang terletak di atas tebing karang terjal yang menjorok ke laut dengan ketinggian sekitar 97 meter dari permukaan laut. Pemandangan ini akan terlihat semakin eksotis ketika matahari mulai tenggelam.

Pemandangan Tebing Karang Uluwatu - Dokumentasi pribadi

Pura Luhur Uluwatu diperkirakan dibangun oleh Mpu Kuturan pada masa pemerintahan Raja yang bergelar Sri Haji Marakata sekitar tahun 1032 – 1036 Masehi. Pura ini merupakan salah satu dari Pura Kahyangan Jagat dan dipercaya masyarakat Hindu di sana sebagai penyangga 9 mata angin. 

Pura Kahyangan Jagad itu sendiri merupakan sembilan pura utama yang dipercaya masyarakat Bali sebagai sendi-sendi atau pilar-pilar spiritual Pulau Bali. Selain Pura Uluwatu, kedelapan pura utama lainnya antara lain Pura Besakih, Pura Lempuyang, Pura Goa Lawah, Pura Batukaru, Pura Andakasa, Pura Ulun Danu, Pura Bukit Pengelengan dan Pura Pasar Agung.

Salah satu pura di Uluwatu - Dokumentasi pribadi

Ada satu hal yang wajib Anda lihat ketika mengunjungi Pura Uluwatu. Selain pemandangan indah tebing karang dengan latar Samudera Indonesia, Anda harus melihat pertunjukan Tari Kecak yang ditampilkan setiap hari saat menjelang matahari terbenam. 

Atraksi ini begitu tersohor ke seluruh dunia sehingga banyak sekali turis-turis asing yang rela menempuh jarak cukup jauh dari kota hanya untuk melihat keeksotisan tarian tradisional ini. 

Mereka ada yang berasal dari Jepang, Tiongkok, Brasil, India, Rusia, Prancis, Australia, Amerika Serikat, Malaysia, Korea, India dan lainnya. Tak heran setiap kali pertunjukan dimulai, hampir tidak pernah ada kursi kosong. Bahkan terkadang penyelenggara sampai harus menyiapkan kursi tambahan supaya semua bisa menyaksikannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline