Lihat ke Halaman Asli

Irmina Gultom

TERVERIFIKASI

Apoteker

Membangun Kebiasaan Membaca Harus Dimulai Sejak Kecil

Diperbarui: 24 Oktober 2016   11:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source: huffingtonpost.com

Budaya Membaca. Apa yang langsung terlintas di benak Anda ketika mendengar dua kata itu? Sebagian orang mungkin berpendapat bahwa membaca itu adalah suatu aktivitas yang sangat membosankan, tidak bersemangat, kuno dan hanya untuk mereka yang dicap sebagai kutu buku. Namun bagi Anda yang sedang membaca tulisan saya ini, saya rasa Anda tidak termasuk kelompok seperti itu. Buktinya Anda mau meluangkan waktu membaca tulisan saya ini.

Suatu pagi sebelum memulai pekerjaan saya di kantor, seperti biasa saya membuka situs berita untuk meng-update peristiwa-peristiwa yang baru saja terjadi. Dan kemudian saya menemukan sebuah liputan yang menarik dan menurut saya sangat menginspirasi. Berikut link nya: regional.kompas.com

Pian, seorang sopir angkot di daerah Bandung mengubah angkotnya menjadi mirip seperti perpustakaan berjalan atas inspirasi istrinya. Meskipun koleksinya tidak banyak, tapi cukup untuk memfasilitasi para penumpangnya mengusir rasa bosan kala di kala macet menghadang. Pernahkah Anda menemukan hal yang seperti ini? Saya rasa jarang sekali ya? Bahkan hingga saya berumur 27 tahun saat ini, saya sendiri belum pernah menaiki angkutan umum yang menyediakan buku bacaan. Dan menurut pendapat Pian, banyak penumpangnya yang tertarik untuk membaca, tapi tidak sedikit pula yang lebih tertarik bermain gadget.

Dari sini kita bisa melihat bahwa saat ini budaya membaca seperti semakin terseok-seok dalam upayanya untuk menjadi sebuah kebiasaan di masyarakat. Di zaman serba canggih ini, orang-orang lebih tertarik mengikuti perkembangan digital ketimbang membaca buku. Bahkan kini buku pun sudah banyak tersedia dalam bentuk digital (e-book).

Membangun kebiasaan membaca perlu dilakukan sejak masih kanak-kanak. Kalau kita lihat sekarang, banyak anak yang berumur kurang dari sepuluh tahun sudah memakai kacamata. Karena terlalu banyak membaca? Sayangnya tidak. Banyak orangtua zaman sekarang yang sudah mengizinkan anak-anaknya untuk memegang gadget sedari kecil.

Alasannya supaya mereka bisa diam dan tidak berlarian kesana-kemari, supaya tidak dikucilkan teman-temannya, supaya bisa digunakan untuk mendukung tugas sekolah. Saya rasa disinilah ketegasan orangtua sangat diperlukan. Alangkah lebih baiknya jika saat kecil mereka lebih banyak diperkenalkan pada buku. Biarkan mereka memilih sendiri jenis buku yang disukai (tentunya genre buku harus sesuai dengan umurnya).

Ajari anak-anak merawat buku-bukunya dengan memberitahunya untuk menyampul buku supaya tidak cepat rusak, menyimpan bukunya dengan rapi dan tidak melipat lembaran buku, melainkan memberi pembatas ketika berhenti membaca. Dengan begitu kelak mereka akan menghargai sebuah buku sebagai sesuatu yang bisa membantu mereka memperoleh ilmu pengetahuan.

Sesekali minta anak-anak membaca buku dengan suara untuk melatih artkulasi kata-katanya. Saya sudah melihat sendiri, orang-orang yang jarang membaca buku, ketika beranjak dewasa kemampuan berbicaranya cenderung kurang / tidak terlalu lancar dan kosakatanya pun cenderung terbatas.

Kebiasaan membaca tidak bisa dengan mudah dimiliki terutama ketika seseorang sudah dewasa. Jadi bisa bisa saya katakan bahwa, Kebiasaan membaca paling efektif dimulai dari dalam keluarga, sejak masih anak-anak. Lalu bagaimana caranya?

1. Jika Anda suka menonton film-film dari dunia barat sana, Anda akan melihat bahwa masyarakatnya sangat menghargai buku. Bahkan tak jarang dari mereka memiliki perpustakaan pribadi di rumah, meskipun hanya sebuah lemari berisikan koleksi buku di salah satu sudut rumah. Letakkan fasilitas pendukung sederhana untuk kenyamanan seperti sofa kecil dengan bantal.  Jika rumah anda cukup besar, akan lebih baik jika ada sebuah ruangan khusus yang difungsikan sebagai perpustakaan. Dan Anda bisa berkreasi sendiri untuk dekorasi dan peletakkan rak-rak buku.

2. Berdiskusi atau sekadar membahas sinopsis sebuah buku. Cara ini paling tidak akan membantu anak-anak untuk melatih pola pemikiran dan mengutarakan pendapat. Hal ini akan sangat membantu anak-anak ketika mereka belajar di sekolah terutama ketika mereka memasuki masa SMP hingga kuliah. Mereka akan terbiasa untuk berpikir sistematis, menyusun opini dan mengutarakannya di depan umum.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline