Lihat ke Halaman Asli

Irma Wulan Maudia

Mahasiswa Hubungan Internasional UNSRI

Teori Kepentingan dalam Paradigma Realisme Terkait Pembunuhan Jamal Khashoggi

Diperbarui: 10 April 2020   21:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock


Jamal Khashoggi merupakan seorang jurnalis terkenal dari Amerika Serikat (AS) ia memiliki kewarganegaraan Arab Saudi, Khashoggi juga merupakan keturunan dari negara Turki yang ia dapat dari kakeknya.

Seperti yang kita ketahui sampai saat ini kasus pembunuhan Khashoggi di Konsulat Saudi Istanbul, Turki pada Oktober 2018 ini masih menjadi misteri karena belum menemukan titik terang dimana dan bagaimana jasad Khashoggi itu sekarang. Sehingga, kasus ini menjadi perhatian dunia pada tahun 2018 hingga sekarang. Ada yang menyebutkan bahwa jasad Khashoggi itu telah di mutilasi serta dilarutkan dalam zat-zat bahan kimia tertentu untuk melenyapkan barang bukti dan lain sebagainya oleh para pelaku itu.

Seorang penasihat dari Turki bernama Aktay yang juga merupakan salah satu sahabat karib Jamal Khashoggi ini mengemukakan pendapatnya bahwa " Pemerintah Riyadh berpikir bahwa Jamal Khashoggi ini dapat berpotensi mengorganisasikan oposisi yang ada ". Aktay juga mengatakan alasan mencurigakan ini berasal dari dibangunnya keparanoidan, kekuasaan, ketakutan pemerintah, dan kepengecutan dari Saudi.

Aktay juga merupakan seorang Sosiolog dan dari kecurigaan yang dikemukakan Aktay tadi bahwa telah terlihat adanya " National Interest" atau Kepentingan Nasional pada Negara Saudi itu sendiri. Karena, Saudi menganggap bahwa sang jurnalis dapat menjadi oposisi dalam dunia politik serta organisasi atau sebagai penentang dari golongan yang berkuasa itu sendiri. Teori Kepentingan ini pada mulanya dikemukakan oleh Hans Morgenthau dimana dia berpendapat bahwa kepentingan nasional merupakan sebuah cara untuk mencapai kekuasaan, karena melalui kekuasaan itulah suatu negara dapat menguasai negara lain. Seperti yang kita ketahui teori kepentingan ini merupakan salah satu cabang dari Paradigma Realisme dalam Ilmu Hubungan Internasional. Paradigma ini berpendapat bahwa negara merupakan aktor utama yang bersifat anarki dan selalu merasakan insecure ( perasaan tidak aman setiap waktunya ).

Dalam kasus ini pada mulanya Riyadh tidak mengakui perilaku kejamnya ini, sampai pada akhirnya pemerintah Saudi mengakui pembunuhan ini merupakan peristiwa yang telah terencana sebelumnya. Sampai saat ini telah tercacat 18 tersangka yang terlibat dalam kasus pembunuhan Jamal Khashoggi ini.

Referensi :
https://www.islampos.com/kenapa-jamal-khashoggi-dibunuh-110669/
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20181022120254-134-340357/kasus-khashoggi-dan-upaya-turki-buktikan-kebusukan-saudi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline