Candi Muaro Jambi, terletak di tepian Sungai Batanghari, Jambi, merupakan kompleks percandian agama Hindu-Buddha terluas di Asia Tenggara dengan luas mencapai 3.981 hektar. Kemegahannya yang tersembunyi di balik rimbunnya pepohonan menjadi daya tarik wisata budaya dan sejarah yang memikat bagi para pelancong.
Dibangun pada masa Kerajaan Melayu Kuno sekitar abad ke-7 hingga ke-13 Masehi, Candi Muaro Jambi menyimpan jejak peradaban masa lampau yang kaya. Kompleks ini terdiri dari lebih dari 100 candi, dengan Candi Utama (Candi Tinggi) sebagai pusatnya. Candi-candi di sini terbuat dari bata merah, dengan bentuk dan arsitektur yang beragam, mencerminkan pengaruh budaya Hindu dan Buddha dari India.
Keunikan Candi Muaro Jambi terletak pada sistem penataan air yang canggih, menunjukkan keahlian masyarakatnya dalam mengelola sumber daya alam.
Sistem penataan aliran air yang ada di candi Muaro menyesuaikan dengan kondisi wilayah tersebut seperti pembuatan kanan di daerah yang dataran rendah dan danau di tengah-tengah daratan tinggi yang bertujuan agar candi tidak tergenang air apabila terjadi peluapan air atau hujan deras. Selain itu, saluran air yang terhubung antar candi dan permukiman penduduk menjadi bukti kemajuan teknologi pada masanya.
Berbagai macam bangunan-bangunan candi yang di temukan pada komplek Candi Muaro Jambi seperti, Candi Gumpung, Candi Kembar Batu, Candi Tinggi dan candi Menapo atau candi yang belum tau indikasinya.
Selain itu di komplek Candi Muaro Jambi terdapat pohon Bodhi yang merupakan pohon tempatnya Siddharta Gautama menemukan pencerahan.
Oleh:
Annisa Az Zahra & Irma Wahyuni
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H