Lihat ke Halaman Asli

Fakta atau Fiksi? (Menyoal Ghost Fleet yang Bikin Heboh)

Diperbarui: 23 Maret 2018   11:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Minggu, 30 Oktober 1938, pada pukul 20.18 malam, warga New Jersey dikejutkan dengan sebuah siaran radio. Di saluran Columbia Broadcasting System itu, sang penyiar tengah mengumumkan adanya serangan dari makhluk Mars ke bumi.

Pengumuman yang mengatakan telah terjadi ledakan di planet Mars tersebut, disambung dengan kabar sebuah meteor besar, diduga jatuh di sebuah ladang di Grovers Mills, New Jersey. Tak lama, terdengar laporan dari lokasi kejadian, dimana saksi mata melaporkan langsung keberadaan alien dari Mars yang muncul dari pesawat aneh berwarna metalik. Penyiar melaporkan betapa mengerikannya bentuk fisik alien tersebut. Semua ini diiringi musik yang mencekam dan membuat tegang.

Seketika warga kota panik. Malam itu, banyak orang berlarian keluar dari rumah mereka, dengan niat mengevakuasi diri sendiri. Kantor polisi dipenuhi masyarakat yang menuntut dibekali masker pelindung dari serangan alien.

Peristiwa ini adalah salah satu peristiwa menggegerkan yang terjadi di Amerika Serikat, hanya gara-gara sebuah sandiwara radio. Ya, ledakan planet Mars, meteor jatuh, pesawat luar angkasa dan penampakan alien, sejatinya adalah sebuah sandiwara radio yang dikemas secara apik oleh Orson Wells, sang sutradara, berdasarkan cerita novel H.G Wells, berjudul The War of The Worlds.

*H.G Wells adalah novelis;  penulis banyak buku terkenal, diantaranya The Time Machine, The Island of Dr. Moreau, dsb*

Membaca kisah ini, saya jadi teringat masa kecil yang ditemani banyak sandiwara radio seperti Ibuku Malang Ibu Tersayang, Saur Sepuh sampai sandiwara berbahasa Sunda oleh Wa Kepoh dan Mang Barna (yang tinggal di Bandung tahun 90-an pasti tahu). Untungnya tak satupun sandiwara radio di Indonesia sanggup membuat warga Indonesia panik, dan memutuskan migrasi ke Madangkara.

Kekuatan fiksi memang sanggup mengguncang dunia.

Di tahun 2003, Dan Brown, seorang guru bahasa Inggris, yang beralih profesi menjadi novelis, menulis Da Vinci Code yang sempat membuat banyak orang terhenyak karena risetnya yang sangat lengkap, dan keberaniannya mengangkat isu agama Katolik. Setelahnya buku ini sempat dilarang peredarannya oleh Vatican karena dianggap menistakan ajaran Katolik.

Dan Brown sendiri membuat kontroversi novelnya semakin mencuat ketika dalam sebuah wawancara ia mengatakan bahwa 99 % fakta di dalam bukunya adalah benar. Meskipun kemudian Brown mengatakan, tentu saja, Robert Langdon seorang profesor simbologi dari Harvard adalah tokoh rekaan.

Fakta atau fiksi?

Saya pernah membuat tulisan terpisah mengenai ini, di sini

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline