Terjadi lagi. Sungguh sulit dipercaya, tapi memang terjadi. Belum usai kita berduka atas peristiwa Yuyun di Bengkulu, kini dua peristiwa dengan tema sama menyelinap mampir ke dinding media sosial kita. Lagi-lagi, pemerkosaan. Lagi-lagi melibatkan anak-anak.
Tersebutlah seorang bujangan pembuat batu batako di Bogor yang ditangkap karena memerkosa dan membunuh (!)seorang batita berusia 2,5 tahun. Dua setengah tahun! Silakan bayangkan, berapa tinggi badan rata-rata anak usia 2,5 tahun. Silakan lihat seperti apa tubuh seorang anak usia 2,5 tahun. Apakah sudah seksi sehingga layak menerbitkan birahi laki-laki? Membayangkannya saja sudah bisa sesak napas dan pingin garuk-garuk tembok dengan kesal.
Jika dalam kasus Yuyun, pelaku dipengaruhi minuman keras, di kasus Bogor ini, tidak. Pelaku malah tidak pernah mengonsumsi minuman keras, pernah (tapi tidak sering) menonton video porno. Alasan utamanya adalah, "Ga ada yang gede, ya sudah ke anak kecil saja."
Untung tidak sampai muntah saya membacanya.
Miris.
Kasus kedua terjadi di Surabaya. Seorang gadis berusia 13 tahun yang masih duduk di bangku SMP kelas 1 "digilir" 8 orang pelaku. Yang gila adalah, tiga di antara pelaku masih duduk di kelas 3-5 SD (paling muda berusia 9 tahun). Sisanya adalah pelajar usia SMP, paling tua 14 tahun.
Tunggu dulu, ini belum semuanya.
Dari hasil penyelidikan, ternyata si gadis pertama kali dicabuli salah satu tersangka (yang masih tetangganya) ketika usianya masih 4 tahun. Selama rentang waktu usia 4-13 tahun si gadis rutin dicabuli dan akhirnya mengidap kecanduan seks. Pelaku juga mencekoki korban dengan pil koplo sehingga kecanduan juga. Menurut pengakuan para tersangka, tak jarang si gadis yang meminta mereka untuk menyetubuhinya dengan iming-iming pil.
Apaaaaaa?
Ini beneran terjadi?
Serasa tak menjejak tanah kaki saya saat membacanya. Terlalu absurd. Seperti bukan di dunia nyata.