Lihat ke Halaman Asli

Irma sugrianti Solihat

Dream come true

Mendidik Anak tanpa Hukuman, Bisakah ?

Diperbarui: 1 Februari 2025   15:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Islam, mendidik anak adalah amanah besar yang harus dilakukan dengan penuh kasih sayang dan kebijaksanaan. Rasulullah SAW adalah teladan terbaik dalam mendidik anak dengan kelembutan, tanpa kekerasan, dan dengan penuh kesabaran. Maka, benarkah anak tidak bisa belajar tanpa hukuman? Apakah mungkin mendidik mereka dengan cara yang lebih positif? Yuk, kita bahas!

Hukuman sering digunakan agar anak mengerti mana yang benar dan salah. Biasanya, hukuman diberikan ketika anak melakukan kesalahan, seperti tidak menurut, bertengkar dengan saudara, atau tidak mengerjakan tugas.

Namun, ada efek samping yang sering tidak disadari, seperti anak merasa takut. Alih-alih memberi pengertian dan mendisiplinkan anak yang terjadi malah sebaliknya, bukan memahami kesalahan yang dilakukan anak malah menjadi takut dengan sikap orang tuanya.

Sikap orang tua yang terlalu tegas dalam memberi hukuman pada anak juga dapat menimbulkan kebiasaan berbohong pada anak hanya untuk menghindari hukuman. Selain itu, anak bisa tumbuh dengan rasa rendah diri atau agresif disebabkan dari sikap ketegasan yang berlebihan dalam medidik mereka.

Dalam Islam, Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk mendidik anak dengan cara yang baik. Beliau tidak pernah memukul atau menghukum dengan kasar, tetapi menggunakan pendekatan penuh hikmah. Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah itu Maha Lembut dan mencintai kelembutan dalam segala urusan." (HR. Bukhari dan Muslim)

Karena itu, banyak ahli parenting menyarankan pendekatan tanpa hukuman, tetapi tetap disiplin. Lalu, bagaimana caranya?

  1. Menjelaskan Konsekuensi dengan Lembut
    Daripada menghukum, coba jelaskan apa konsekuensi alami dari perbuatannya. Misalnya, jika anak menumpahkan air atau minuman karena bermain atau kecerobohan, beritahu bahwa ia harus membersihkannya sendiri. Ini mengajarkan tanggung jawab tanpa harus dimarahi.
  2. Memberikan Pilihan
    Anak lebih mudah menurut jika diberikan pilihan. Misalnya, "Kamu mau membereskan mainan sekarang atau setelah makan?" Dengan begitu, anak merasa punya kendali atas keputusannya.
  3. Menjadi Contoh yang Baik
    Anak belajar dari orang tua. Jika kita mudah marah, mereka juga bisa tumbuh menjadi pemarah. Sebaliknya, jika kita menghadapi masalah dengan tenang, mereka akan meniru hal yang sama. Rasulullah SAW bersabda: "Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya terhadap keluarganya." (HR. Tirmidzi)
  4. Menggunakan Pendekatan Time-In, Bukan Time-Out
    Time-out sering kali membuat anak merasa sendirian dan tidak dipahami. Sebagai gantinya, coba lakukan time-in, yaitu duduk bersama anak, mendengarkan perasaannya, dan membimbing mereka untuk memahami kesalahannya dengan kasih sayang.
  5. Memuji Perilaku Baik
    Jangan hanya fokus pada kesalahan. Jika anak melakukan sesuatu yang baik, pujilah mereka. Misalnya, "Ibu senang kamu sudah merapikan tempat tidur sendiri!" Ini membuat anak lebih termotivasi untuk terus berperilaku baik. Rasulullah SAW juga sering memotivasi sahabatnya dengan kata-kata yang lembut dan pujian.

Mendidik anak tanpa hukuman bukan berarti membiarkan mereka berbuat sesuka hati. Sebaliknya, ini adalah cara membimbing mereka agar memahami kesalahan, belajar dari pengalaman, dan tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab. 

Islam mengajarkan kita untuk mendidik anak dengan cinta dan kelembutan. Memang butuh kesabaran, tetapi hasilnya akan jauh lebih baik untuk perkembangan anak. Rasulullah SAW bersabda :"Barang siapa yang tidak memiliki kasih sayang, maka ia tidak akan disayangi." (HR. Bukhari dan Muslim)

Jadi, siap mencoba? Semoga kita bisa menjadi orang tua yang mendidik dengan cinta dan kebijaksanaan sesuai ajaran Islam. Aamiin.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline