Lihat ke Halaman Asli

Mapan dan Sukses, Donald Trump Tolak Terima Gaji Rp 5,3 Milyar

Diperbarui: 15 November 2016   20:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada bulan Maret 2013, publik Amerika Serikat sempat dihebohkan dengan  pernyataan Presiden Barrack Obama. Dia menyatakan akan menyumbangkan 5% dari total gajinya untuk negara setiap tahun. Sontak masyarakat AS terkesima mendengar berita itu.

Sebenarnya, hal semacam itu bukanlah sesuatu yang aneh. Selain Obama, pemimpin-pemimpin negara lain juga banyak yang melakukan hal yang sama dengan Obama. Sebut saja Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad. Pria yang resmi menjabat sebagai Presiden Iran sejak 2005 ini bukan hanya menyumbangkan sebagian gajinya. Lebih dari itu, kehidupannya pun sangat sederhana.

Mobil yang ada di istana negara tidak pernah ia gunakan. Listrik di istana tidak pernah dibayar dengan uang rakyat, melainkan menggunakan uang pribadinya. Ia tidak mau listrik dan mobil yang digunakan berasal dari uang rakyat. Karena menurutnya, jabatan seorang presiden adalah pelayan rakyat bukan pemakan, apalagi perampas hak rakyat.

Selain Ahmadinejad, ada sederetan pemimpin negara lain yang juga menyumbangkan sebagian gajinya semasa menjabat sebagai presiden. Seperti Nelson Mandela (Presiden Afrika Selatan), John F. Kennedy (Presiden AS ke-35), Lee Myun Bak (Presiden Korsel), Pranab Kumar Mukherjee (Presiden India), Jose Mujica (Presiden Uruguay), Hamid karzai (Presiden Afghanistan) dan Herbert Hovers (Presiden AS ke-31).

Jika seorang presiden yang menyumbangkan sebagian gajinya dinggap sebagai hal yang biasa saja, berbeda dengan pria yang baru saja terpilih menjadi presiden ini. Sejak awal kampanye, ia sudah menegaskan bahwa “Jika dirinya berhasil menjadi presiden, ia berjanji tidak akan menerima gaji dari negaranya.”

Adalah Donald Trump yang dikenal kontroversial oleh banyak orang, tapi dibalik itu, ia mempunyai jiwa sosial yang sangat tinggi. Menurutnya, memperbaiki kondisi ekonomi Amerika Serikat yang kian terpuruk jauh lebih penting daripada menerima gaji yang berasal dari rakyatnya sendiri. “I’ll take USD 1 Year’s as presidential salary,” kata Trump dalam akun Twitter miliknya, ketika menjawab salah satu netizen saat menanyakan janjinya saat berkampanye. Artinya, jika mengacu pada kurs dollar AS saat ini, Trump hanya ingin menerima gajinya sebagai presiden sekitar Rp. 13.000 per tahun.

Sebagaimana dilansir oleh Consumer News and Business Chanel (CNBC), negara adidaya dengan populasi terbesar ketiga di dunia tersebut menggaji presidennya sebesar USD 400.000 atau setara dengan Rp. 5, 3 milyar per tahun. Amerika Serikat menduduki peringkat kedua di dunia setelah Singapura dengan gaji presiden tertinggi.

Donald Trump berkali-kali menegaskan pernyataannya tersebut. Bahkan, ketika wawancara di salah satu stasiun televisi Amerika, Trump kembali ditanya soal janjinya. Kemudian presenter yang mewawancarai Trump itu memberi tahu bahwa gaji Presiden AS sebesar USD 400.000. Lagi-lagi Trump menegaskan kepada sang presenter, bahwa ia tidak akan mengambil satu dollar pun dari gajinya.

Apa yang dilakukan Donald Trump ini patut dijadikan contoh oleh pemimpin-pemimpin bangsa lainnya. Ia ingin menunjukkan pada dunia, bahwa ia benar-benar tulus ingin memimpin, melayani dan membenahi negaranya. Ia betul-betul ingin bekerja untuk rakyat dan demi kesejahteraan rakyat Amerika.

Sumber Video

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline