Lihat ke Halaman Asli

Dapat Penghargaan, Mentan Dituntut Transparan

Diperbarui: 10 Desember 2018   13:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kementan (wartaekonomi.co.id)

Bila dimaknai, penghargaan sebenarnya bukanlah sebuah kebanggan. Melainkan sebuah beban. Karena penghargaan itu adalah ekspektasi, harapan yang diberikan orang lain pada penerima penghargaan tersebut.

Seperti halnya penghargaan yang diberikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada Kementerian Pertanian (Kementan) dalam hal pengendalian gratifikasi. Apresiasi lembaga anti korupsi itu bukan berarti Kementan bersih dari korupsi atau nihil potensi korupsinya. Justru dengan pemberian penghargaan itu, Kementan harusnya berani diaudit secara keseluruhan. 

Sumber : http://infobanknews.com

Semua anggaran program di kementan harusnya bisa dan boleh diaudit investigatif oleh BPK, dan hasilnya diumumkan ke publik. Apalagi belakangan, validitas data kementerian ini menjadi pertanyaan. 

Transparansi (meme edit pribadi)

Yang terbaru adalah program cetak sawah milik Kementerian Pertanian. Sebab, belakangan, terjadi perbedaan data antara Kementan dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Perbedaan data ini bisa saja terjadi karena minimnya koordinasi antar lembaga. Atau masing-masing kementerian lembaga punya datanya sendiri dan berselimut ego sektoral.

Ada juga anggapan bahwa penghargaan untuk Kementan kemarin hanya berdasarkan kuantitatif terkait penyerapan anggaran kementerian. Bukan berarti Kementan menjalankan programnya dengan baik. Itu sebabnya, penghargaan ini sering menjadi penilaian tersendiri mengenai indikator yang diberikan kepada Kementan. 

Contohnya, program cetak sawah. Terkait program ini, Kementan dinilai belum melakukan tugasnya dengan baik. Awalnya, Kementan menargetkan mencetak 12.000 hektare (ha) sawah pada 2018. Realisasinya hingga saat ini baru mencapai 6.402 ha.

Guna memastikan ada atau tidaknya potensi kerugian negara dari program yang meleset dari target ini, harus ada audit keuangan serta kinerja. Bukan tidak mungkin, anggaran sudah keluar, tapi pelaksanaannya belum berjalan. Atau bisa saja program itu berjalan, tapi malah tidak tepat sasaran.

Karena cetak sawah, tidak bisa dipahami sebagai program membuka lahan seluas-luasnya. Perlu juga diperhitungkan faktor ketersediaan air, potensi jalur irigasi, hingga kadar kesuburan tanah serta kecocokannya dengan jenis tanaman yang ingin dikembangkan.

Bila faktor-faktor di atas tadi tidak klop, maka sebanyak apapun sawah yang dicetak, tidak akan menjanjikan produktivitas. Alih-alih hanya akan jadi pemborosan anggaran, dan negara pun dirugikan.

Bocah puyeng (meme edit pribadi)

Sumber : http://infobanknews.com
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline