Lihat ke Halaman Asli

Kebersamaan KKN Reguer I Desa Watu-watu

Diperbarui: 18 Juni 2015   01:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggal 03 Juli 2014 merupakan pemberangkatan KKN reguler I di Wilayah Bombana. Saya mendapatkan wilayah diDesa Watu-Watu Kecamatan Lantari Jaya. Untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki di tanah Bombana (wilayah yang terkenal dengan tambang emasnya).Jumlah kami dalam satu posko Watu-watu sebanyak 16 orang, yang terdiri 7 laki-laki dan 9 perempuan. Bermacam-macam model wajah dan karakter ada di dalam posko kami.

Hari pertama tiba, rasa canggung, mati gaya terhapuskan dengan adanya sambutan yang akrab dari Kepala Desa dan keluarganya. Senyum hangat dari ibu desa yang langsung menyuruh kami masuk kekamar yang telah ditentutakan. “Ayo masuk kamar….masuk kamar….” Teriakan teman-teman yang tidak sabar melihat kamarnya masing-masing. Alhamdulilah, kamar kami sangat luas dan dalm satu kamar terdiri dari 3 orang. Untuk laki-lakinya mereka mendapatkan kamar terkhusus yaitu di lantai 2 rumah. Setelah menyimpan barang-barang, hati yang tidak sabaran membuat kami langsung berkeliling desa melihat rumah-rumah, sungai, bekas-bekas tambang, dan sawah-sawah yang ada di Desa Watu-watu. Jalan-jalan ini menambah keakraban kami dalam kelompok selama 45 hari kedepan.

Hari selanjutnya dan selanjutnya rumah kepala desa sudah seperti rumah kami sendiri. mempunyai saudara 16 orang selama 45 orang, rasanya menggembirakan. Keramaian dalam rumah membuat seperti kami berada dalam pasar. Keramain seperti ini menghilangkan rasa jenuh kami di Desa Watu-watu. Selama berada disana, terdapat beberapa program kerja yang kami lakukan diantaranya pengadaan atribut desa, memberikan bimbel kepada siswa SD dan SMP, mengajarkan baca alqur’an, pesantren kilat kepada siswa SMP, penyuluhan di SD, dan sebagainya. Kenyamanan tempat dan kesederhanaan teman-teman membuat rasa ingin pulang menjadi terhapuskan. Tapi, ini adalah profesi yang harus kami jalani sebagai seorang mahasiswa. Hidup bersama selama 45 hari, tidak dipungkiri sifat asli kami dan teman-teman sangat terlihat disana. Tapi, semua itu dapat kami atasi dengan membuhkan rasa kepedulian antar sesama teman.

Tanggal 26 Agustus 2014 merupakan hari terakhir kami berada di Desa Watu-watu, perpisahan ini sangat menyedihkan teruma bagi kami yang sudah menganggap kepala desa seperti orang tua kami sendiri. Kesedihan itu semakin terasa, dikala masyarakat mengantar kami sampai ke mobil. Salam perpisahan, nasihat perpisahan kepala Desa membuat air mata kami tak tertahankan lagi. Terima kasih kepala desa, masyarakat Desa Watu-watu yang telah menerima kami dengan tangan terbuka. Desa Watu-watu kecamatan Lantari Jaya Kabupaten Bombana tidak akan pernah terlupakan. Terima kasih pula kepada teman-teman seposko Desa Watu-watu (Gamsir Hadia, La Ode Asri, Uyung Badria, Rostina, Desiana Cendrana, Suci, Nai, Ristal, Asri, Ferry, Widi, Artarini, Edikun, Berry juliancer, kak ilhas, danyang telah mengajarkan banyak hal kepada saya. Senang bisa mengenal orang-orang hebat seperti kalian.

Ini ceritaku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline