Menyambut Ramadhan
Wangi Ramadhan mulai tercium. Angin sepoi-sepoi disenja hari menghampiri Mushola menanti anak-anak pergi mengaji. Suara azan berkumandang baru dimulai.Anak santri mulai berdatangan silih berganti untuk pergi mengaji mengikuti pengajian bersama Ustaz setelah shalat berjamaah maghrib mereka ikuti.
Jam dinding terus berputar tidak berhenti. Pengajian dimulai dengan semangat mereka membawa iqro dan Alquran di pangkuan setelah mereka melaksanakan ruku dan sujud salat berjama'ah.Kipas angin tidak dinyalakan karena suasana dinging menyelimuti. Para Santri kemudian menghampiri Ustaz yang selalu siap mendampingi. Pengajian Iqro dimulai dari jilid satu sampai jilid enam, Juz 'ama kemudian dilanjutkan dengan membaca Alquran.
Para santri mengikuti pengajian iqro dan juz'ama mereka mengantri satu persatu kemudian diperhatikan Ustaz memperhatkan mengenai panjang pendek serta Makharijul Huruf. Makharijul Huruf adalah huruf-huruf hijaiyah yang keluar dari mulut dan harus jelas mengucapkannya.
Makharijul huruf yang keluar harus sesuai dengan huruf yang diucapkan. Apabila berbeda maka akan salah dan berpengaruh kepada arti itu sendiri, Makharijul Khuruf yang keluar salah maka artinya akan salah. Ustaz menekankan supaya mengucapkan huruf sesuai dengan Makharijul Khuruf.
Kemudian dilanjutkan Santri yang besar dengan membaca Alquran. Ustaz membaca terlebih dahulu membaca kemudian diikuti oleh para santri. Lalu membahas mengenai Ilmu Tajwidnya.
Ilmu Tajwid adalah hukum atau aturan bagaimana tatacara membaca Alquran dengan baik dan benar. Lalu dilanjutkan dengan mengartikan dan menjelaskan kandungan ayat tersebut.
Seperti malam sekarang membahas mengenai puasa, maka mereka dengan Ustaz membaca surat Al-Baqarah ayat 183.
"Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada umat-umat sebelum kamu sekalian menjadi orang yang bertaqwa".
Ustaz menjelaskan mereka mendengarkan dengan wajah polos dan sedikit serius. Kita sebagai orang yang beriman diwajibkan untuk berpuasa. Wajib bagi orang umat islam baligh untuk melaksanakan puasa. Baligh bagi perempuan adalah sudah mengalami haid minimal berusia 9 tahun.
Baligh untuk laki-laki adalah usia 15 tahun dan sudah keluar air mani atau sperma disengaja atau tidak disengaja seperti mimpi basah. Mimpi basah adalah mimpi hubungan suami istri sehingga mengeluarkan sperma. Ustaz tidak menjelaskan secara gamblang mengenai itu. Mereka sedikit tersenyum karena ketidaktahuannya.