Lihat ke Halaman Asli

IRMANIA LIQOIYAH

MAHASISWA PPG PRA JABATAN

Konseling Sebaya sebagai Upaya Meningkatkan Interaksi dengan Teman Sebaya

Diperbarui: 16 Juni 2022   09:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekolah merupakan salah satu pendidikan yang mengusahakan suatu kondisi belajar mengajar secara formal dan terstuktur untuk semua siswa secara klasikal. 

Tujuannya yaitu berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cukup kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Akan tetapi, tujuan tersebut seringkali belum dapat dicapai secara maksimal dikarenakan berbagai permasalahan yang ada. Salah satunya yakni munculnya berbagai permasalahan siswa belum mampu berinteraksi dengan lingkungan sekolah maupun diluar sekolah.

Interaksi dengan teman sebaya merupakan hubungan dengan dua atau lebih teman sama usianya. Interaksi dengan teman sebaya mempunyai peran penting dalam proses bersoasialisai degan anak, teman sebaya memainkan peran dalam membentuk self esteem dan self image, karena memberikan sebuah standar bagi seorang anak menilai dirinya sendiri. Bila anak memiliki kemampuan yang sama atau lebih dibandingkan dengan kemampuan teman sebayannya maka akan membentuk selfimage yang  positif ataupun sebaliknya, bila anak berfikir bahwa kemampuannya dibawah teman sebayanya maka akan membentuk self image.

Memperthatikan pentingnya peran teman sebaya, pengembangan lingkungan teman sebaya yang positif merupakan cara efektif yang dapat ditempuh untuk membantu perkembangan remaja, dalam kaitannya dengan keuntungan remaja yang memiliki kelompok teman sebaya yang positif, Laursen (2005: 138) menyatakan bahwa kelompok teman sebaya yang positif memungkinkan remaja merasa diterima, memungkinkan remaja melakukan katarsis, serta memungkinkan remaja menguji nilai- nilai baru dan pandangan --pandangan baru. 

Kelompok teman sebaya yang positif memberikan kesempatan pada remajja untuk membantu orang lain, dan mendorong remaja untuk mengembangkan jaringan kerja untuk saling memberikan doongan positif. Interaksi teman sebaya dapat digunakan untuk membentuk makna presepsi serta solusi- solusi baru.

Interaksi teman sebaya  yang positif memberikan sangat membantu remaja untuk memahami bahwa dia tidak sendiri dalam menghadapi berbagai masalah. Budaya teman sebaya yang positif dapat digunakan untuk mengubah perilakudan nilai- nilai
remaja. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk membangun budaya teman sebaya yang positif adalah dengan mengembangkan konseling sebaya dalam lingkungan remaja.

Konseling Teman Sebaya (peer counseling) adalah pelayanan konseling yang di berikan kepada teman sebaya untuk belajar menghargai teman dan belajar memecahkan masalah.  tujuan nya  Mengembangkan kemampuan saling memperhatikan dan saling
berbagi pengalaman dalam mengatasi masalah. 

Konselor sebaya mampu memiliki kemampuan dasar- dasar konseling sebelum memberikan suatu layanan konseling kepada
konseli , seperti : 

  1. kemampuan keterampilan attending, 
  2. keterlibatan postur tubuh, 
  3. gerakan tubuh secara tepat, 
  4. kontak mata, 
  5. lingkungan yang nyaman
  6. Convormitas 
  7. Problem solving.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline