Lihat ke Halaman Asli

Irman

Siswa

Sistem teori emosional

Diperbarui: 17 Januari 2025   15:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

1. Konsep Dasar Sosial-Emosional
Sosial-emosional adalah kemampuan individu untuk memahami, mengelola emosi, serta menjalin hubungan sosial yang positif. Konsep ini melibatkan kesadaran diri, pengendalian diri, empati, serta kemampuan berkomunikasi.
2. Determinan (Faktor yang Mempengaruhi) Perkembangan Sosial-Emosional
Faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan sosial-emosional meliputi:
Faktor lingkungan: keluarga, teman sebaya, dan sekolah.
Faktor individu: genetik, kepribadian, dan kesehatan mental.
Budaya dan norma sosial: nilai-nilai yang diajarkan dalam masyarakat.
3. Teori Lev Vygotsky dan Piaget tentang Perkembangan Sosial dan Kognitif
Vygotsky: Menekankan pentingnya interaksi sosial dan scaffolding (dukungan belajar) dalam perkembangan kognitif.
Piaget: Fokus pada tahapan perkembangan kognitif (sensorimotor, praoperasional, operasional konkret, dan operasional formal).
4. Teori Psikososial Erik Erikson
Erikson mengembangkan 8 tahap perkembangan psikososial yang melibatkan krisis di setiap tahap, seperti:
Tahap anak: kepercayaan vs ketidakpercayaan.
Tahap remaja: identitas vs kebingungan peran.
5. Teori Emotional Intelligence dari Daniel Goleman
Goleman mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai kemampuan untuk:
Mengelola emosi diri sendiri.
Memahami emosi orang lain (empati).
Membangun hubungan interpersonal yang baik.
6. Teori Belajar Sosial Albert Bandura
Bandura menjelaskan bahwa belajar sosial terjadi melalui:
Observasi: belajar dari perilaku orang lain.
Peniruan: meniru perilaku yang dianggap positif.
Penguatan: hasil dari konsekuensi perilaku.
7. Teori Empati dari Martin Hoffman
Hoffman membagi empati menjadi beberapa tahap perkembangan:
1. Empati global (bayi merasakan emosi orang lain).
2. Empati egosentris (anak kecil mencoba menolong orang lain).
3. Empati berbasis perspektif (mampu memahami sudut pandang orang lain).
8. Teori Attachment oleh Mary Ainsworth dan John Bowlby
John Bowlby: Hubungan emosional antara anak dan pengasuh memengaruhi perkembangan emosional anak.
Mary Ainsworth: Meneliti jenis-jenis attachment (aman, ambivalen, dan menghindar).
9. Teori Perkembangan Moral oleh Lawrence Kohlberg
Kohlberg mengidentifikasi 3 tingkatan perkembangan moral:
1. Pra-konvensional: fokus pada konsekuensi.
2. Konvensional: mengikuti aturan sosial.
3. Pasca-konvensional: berdasarkan prinsip etika universal.
10. Peran Lingkungan dan Budaya dalam Perkembangan Sosial-Emosional
Lingkungan seperti keluarga, sekolah, dan teman sebaya, serta nilai budaya, memengaruhi bagaimana anak memahami emosi dan membangun hubungan sosial.
11. Gangguan dalam Perkembangan Sosial-Emosional
Gangguan seperti:
Masalah perilaku agresif.
Kecemasan sosial.
Kurangnya empati dan pengendalian diri.
12. Program Peer Support, Bimbingan Konseling, dan Layanan Psikososial
 Program ini bertujuan membantu siswa mengelola emosi, menyelesaikan konflik, dan menciptakan lingkungan sekolah yang mendukung.
13. Isu-Isu Sosial-Emosional di Sekolah Dasar
Masalah seperti bullying, kurangnya disiplin, dan hubungan negatif antar siswa dapat memengaruhi perkembangan sosial-emosional siswa.
14. SEL (Social-Emotional Learning) dan CASEL
Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL) mengembangkan kerangka kerja untuk meningkatkan 5 kompetensi utama:
1. Kesadaran diri.
2. Pengelolaan diri.
3. Kesadaran sosial.
4. Keterampilan relasi.
5. Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline