Lihat ke Halaman Asli

Irma Mulya Salsabilla

Mahasiswa fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA

Penyelesaian Konflik Dalam Hubungan Interpersonal

Diperbarui: 26 Desember 2024   23:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Memiliki kehidupan damai serta tentram tanpa adanya konflik dalam kehidupan bermasyarakat adalah kehidupan yang diinginkan oleh setiap individu. Namun pada kenyataannya, konflik dalam kehidupan bermasyarakat sering terjadi karena adanya perbedaan yang memungkinkan adanya sebuah perselisihan pada setiap individu (Susan dalam Nadya, Malihah dan Wilodati, 2020). Maftuh (2008) menjelaskan bahwa konflik adalah sebuah bentuk interaksi sosial ketika dua individu memiliki kepentingan yang berbeda dan juga hilangnya keharmonisan di antara kedua individu tersebut. Konflik juga merupakan sebuah gejala sosial yang dapat terjadi kepada siapapun dan dimanapun, seperti di lingkungan masyarakat yang ruang lingkupnya luas maupun sempit seperti keluarga ataupun pertemanan.

SUMBER KONFLIK INTERPERSONAL

Dalam konflik hubungan interpersonal terjadi karena beberapa sumber, antara lain:

1. Adanya sebuah perbedaan nilai dan keyakinan, seperti perbedaan cara pandang, seseorang merasa bahwa nilai dan keyakinannya tidak dihargai

2. Kurangnya komunikasi efektif, seperti perbedaan gaya komunikasi dan kurangnya keterampilan dalam mendengarkan orang lain

3. Persaingan sumber daya, seperti persaingan antar individu baik dalam hal waktu, ruang ataupun akses informasi

4. Perbedaan tujuan dan kepentingan yang ingin dicapai; dan

5. Perbedaan kepribadian, baik dalam hal komunikasi, penyelesaian konflik, kerjasama dan kolaborasi, dan lain sebagainya.


STRATEGI PENYELESAIAN KONFLIK DALAM HUBUNGAN INTERPERSONAL

Nicholson (1991) mendefinisikan resolusi konflik sebagai sebuah jalan keluar terciptanya sebuah proses solusi terhadap sebuah dampak yang terjadi karena adanya konflik. Resolusi konflik adalah sebuah proses untuk meredam dan menyelesaikan sebuah masalah atau konflik. Kriesberg (2006) menjelaskan resolusi konflik sebagai "conducting conflicts, constructively, even creatively" hal ini terjadi untuk meminimalisir kekerasan yang terjadi akibat konflik, mengatasi sebuah permusuhan yang terjadi antara pihak yang sedang berkonflik, membuat sebuah hasil yang dapat diterima oleh para pihak yang berkonflik dan sebuah penyelesaian yang dapat dipertahankan dengan baik dan berkelanjutan secara damai (Mukti dan Lestari, 2022).

Untuk menyelesaikan konflik dalam hubungan interpersonal diperlukan langkah-langkah yang dapat menciptakan solusi efektif dan menjaga hubungan tetap harmonis. Penyelesaian konflik dapat dilakukan dengan menggunakan lima pendekatan utama yang dikembangkan oleh Thomas-Kilmann yaitu :

1. Berkolaborasi, strategi ini menekankan pada kerjasama antara pihak-pihak yang berkonflik untuk menemukan solusi yang memuaskan semua pihak. berkolaborasi membutuhkan keterbukaan untuk memahami kekhawatiran mendasar kedua belah pihak, mengeksplorasi alternatif dan menciptakan solusi kreatif yang menguntungkan bersama.

2. Berkompromi, hal ini terjadi saat setiap pihak bersedia mengalah sebagai untuk mencapai kesepakatan bersama. Misalnya satu pihak berkeinginan warna putih, sementara pihak lain berkeinginan warna hitam, namun keduanya sepakat memilih warna abu-abu karena menyukainya. Kompromi sering dianggap sebagai pendekatan yang efektif dalam menyelesaikan konflik karena setiap kebutuhan pihak terkait dapat terpenuhi sebagian, sekaligus menjaga hubungan tetap terjaga.

3. Bersaing, dalam pendekatan ini, individu bersikap tegas untuk memperjuangkan kepentingan sendiri, bahkan jika harus mengorbankan kepentingan pihak lain. Strategi ini efektif dalam situasi darurat atau saat keputusan cepat sangat diperlukan.

4. Menghindari, strategi ini melibatkan penghindaran konflik, baik dengan menunda diskusi hingga waktu yang lebih baik atau mengalihkan perhatian dari masalah. Strategi ini cocok digunakan saat masalah dianggap tidak terlalu penting atau ketika menghadapi situasi yang berpotensi meningkatkan ketegangan.

5. Mengakomodasi, pendekatan ini menempatkan kepentingan pihak lain di atas kepentingan pribadi, sering kali dengan mengorbankan kebutuhan sendiri. Mengakomodasi bermanfaat untuk menjaga hubungan harmonis atau sebagai bentuk isyarat niat baik.


REFERENSI

Nadya, F., Malihah, E., & Wilodati, W. (2020). Kemampuan resolusi konflik interpersonal dan urgensinya pada siswa. Sosietas: Jurnal Pendidikan Sosiologi, 10(1), 775-790.

Maftuh, B. (2008). Pendidikan Resolusi Konflik. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Mukti, B. M. S., & Lestari, S. W. (2022). Kemampuan Resolusi Konflik Interpersonal pada Film "Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini (NKCTHI)". Al-Isyrof: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 4(1), 21-32.

Nicholson, M. (1991). Negotiation, agreement and conflict resolution: the role of rational approaches and their criticism. New Directions in Conflict Theory. Conflict Resolution and Conflict Transformation, London, Sage Publications, 57-78.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline