Lihat ke Halaman Asli

Kita Butuh Daging Murah

Diperbarui: 19 Maret 2019   21:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Daging (wartakota.tribunnews.com)

Mahalnya harga daging sapi di Indonesia sebenarnya bukan sebuah rahasia lagi. Hampir semua orang tahu dan sepakat, daging diibaratkan sebagai makanan mewah yang dikonsumsi kaum berpunya. Bagi mereka yang uangnya pas-pasan, makan daging mungkin hanya terjadi setahun sekali, yakni ketika panitia idul qurban membagikan jatah daging.

Bantuin dong lex (meme edit pribadi)

Bila ditelusuri, ternyata mahalnya harga daging sapi terjadi bukan karena faktor produksi saja. Tapi ada juga berbagai macam faktor lain yang membuat konsumen jadi terbebani harga di tingkat akhir. Contohnya adalah harga yang ditimbulkan akibat rantai distribusi. Karena hingga kini rantai distribusi daging sapi dinilai masih menimbulkan berbagai beban biaya tambahan yang mesti ditanggung oleh pihak konsumen di Tanah Air.

BBC

Hitungan kasarnya, daging sapi lokal sepertinya melewati tujuh hingga sembilan tahapan sebelum sampai di tangan konsumen.

Rantai distribusi dimulai dari peternak yang menjual sapi ke pedagang berskala kecil atau ke feedlotter (penggemukan). Kemudian berlanjut ke pedagang berskala besar, pedagang regional, pedagang grosir di rumah potong hewan, pedagang grosir di pasar, pedagang eceran hingga ke konsumen. Hal ini harus menjadi perhatian pemerintah karena biaya-biaya tersebut pada akhirnya harus ditanggung oleh konsumen.

Panjangnya rantai distribusi daging sapi lokal memengaruhi harga daging sapi tersebut di pasaran. Karena menimbulkan biaya-biaya tambahan, seperti biaya transportasi.

Ironisnya, daging sapi impor bisa lebih murah karena sistem distribusinya yang Cuma membutuhkan maksimal dua titik distribusi untuk mencapai konsumen. Rantai distribusi ini tercipta karena daging sapi impor merupakan produk siap masak yang tidak membutuhkan tempat penggemukan hewan, rumah potong hewan dan para pedagang di tempat penampungan ternak sebelum dapat dikonsumsi.

"Faktor lain yang menyebabkan daging sapi lokal cenderung lebih mahal adalah kurangnya kapasitas peternak serta minimnya penguasaan mereka terhadap teknik ternak dan teknologi yang efisien.

Efisiensi peternakan dapat dimulai dengan adanya modernisasi praktik peternakan yang berfokus pada minimalisasi biaya produksi. Misalnya modernisasi alat pemotongan.

Gw yg potong (meme edit pribadi)

Berbagai tantangan dan handicap yang menghalangi peternak sapi lokal ini bisa teratasi bila ada upaya yang serius dari Kementerian Pertanian (Kementan) kita. Kementan bisa mengorganisir agar para pelaku industri daging sapi bisa saling terkoneksi alias terintegrasi. Diharapkan lewat upaya tersebut, rantai distribusi bisa terpangkas seperti halnya biayanya. Selain itu, ada juga bantuan bagi peternak seperti halnya bantuan pupuk bagi petani. Sedangkan untuk efisiensi, Kementan bisa mengerahkan penyuluh lapangan seperti halnya penyuluh pertanian untuk para petani padi.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline