Lihat ke Halaman Asli

Hama Menyerang Batang

Diperbarui: 13 Maret 2019   23:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Beberapa hari lalu, terdengar kabar bahwa tanaman padi di Kabupaten Batang diserang oleh hama wereng coklat. Luas sawah yang terdampak oleh hama itu pun cukup besar, yakni sekitar 19 hektare (ha) dari total 24 ha sawah di Desa Rowobelang, Batang.

Selain serangan hama wereng coklat, banyak juga petani yang melaporkan bahwa sawah mereka diserang hama burung emprit. Menurut keterangan warga setempat, masa-masa ini memang sedang rawan hama. Karena padi sudah mulai berbuah.

Sumber

Entah karena ingin menenangkan petani, atau justru meremehkan, Dinas Pangan dan Pertanian di Kabupaten itu malah menyatakan bahwa serangan hama itu tidak parah, belum mengkhawatirkan, atau berdampak pada gagal panen.

Seharusnya, gangguan sekecil apa pun tidak boleh diremehkan atau disepelekan. Mulai dari hama, penyakit, apalagi cuaca. Segala gangguan maupun hambatan dalam pertanian harusnya diselesaikan atau diatasi. Karena itu berpotensi merusak produksi pangan kita. Bagaimana kita bisa swasembada bila gangguan di lahan pertanian kita disepelekan?

Sejauh ini juga aparat dinas pertanian setempat belum banyak berbuat, atau membantu petani. Mereka baru sebatas memberi obat anti hama dan merekomendasikan jaring pengaman agar burung emprit tidak merusak padi petani.

Sebetulnya yang juga dibutuhkan para petani adalah perhatian. Butuh penyuluh atau bahkan Babinsa untuk lebih sering turun lapangan. Mereka bisa membantu petani atau setidaknya memberi kesan bahwa negara hadir bersama petani mengatasi gangguan pertanian. Petani juga tidak kadung kecil hati. Selain itu juga keberadaan aparat pertanian tentunya harus bisa mendeteksi dan mencegah tanaman yang di serang hama.

Berikutnya, bantu juga petani menanggulangi hama dalam bentuk penyemprotan dan pengendalian massal. Sehingga serangan hama tidak jadi meluas dan tanaman padi bisa ditanam dan tumbuh maksimal sesuai yang di harapkan petani. Selain itu, dengan kerja sama yang harmonis antara Babinsa, penyuluh pertanian, dan petani itu sendiri, akan terjalin komunikasi yang harmonis, sehingga pencapaian swasembada pangan dapat terwujud.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline