Lihat ke Halaman Asli

khoirum maqomah

khoirum maqomah

Perempuan Dituntut untuk Berperan Bukan Baperan

Diperbarui: 22 Februari 2020   17:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seringkali perempuan dianggap lemah begitu saja, karena mudah menangis, mendahulukan perasaan dari pada fikiran, mudah kecewa, dan marah, dan telah di judge bahwa perempuan tidak akan sanggup melakukan hal-hal yang berat, dengan bukti ketika sesuatu hal yang perempuan pun sebenarnya sanggup, namun mendahulukan fikiran turun temurun bahwa pantasnya yang menjadi pemimpin, pekerja keras, dan yang bersifat lainnya adalah laki-laki, dengan pedoman bahwa kedudukan laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan, dan perempuan tidak akan sanggup bila di berikan beban berat, padahal tidak semua laki-laki juga pekerja keras, dan kuat, setiap seseorang memiliki kepribadian masing-masing.

Jangan salah berfikir, memang tuhan menciptakan laki-laki derajat ataupun kedudukannya lebih tinggi dari pada perempuan, namun tidak boleh semudah itu mengejudge semua perempuan itu lemah, baperan, semua pakek perasaan yang bikin kacau keadaan, perasaan adalah sebuah anugrah dari tuhan untuk para perempuan memiliki jiwa yang lemah lembut, baik hati, penyayang, penasihat, dan pengasih dengan peran-peran seorang perempuan yang sangat penting hingga kedepan.

Oleh karena itu perempuan kini di tuntut untuk berperan bukan baperan, percaya diri bukan gengsi, berpotensi bukan hanya mempercatik diri, pandai kritis bukan menangis, seorang perempuan hanya mengandalkan wajah yang cantik pun tidak bisa, namun jika mampu berperan dengan baik dalam posisi apapun, hal-hal cantik dan baik akan mengikutinya tanpa di minta, baperan hanyalah milik orang yang lemah, dan kurang percaya diri,dan akan di permainkan oleh rasa yang berujung kekecewaan, menggunakan perasaan itu perlu,namun pada tempat dan waktu  yang tepat, buktikan bahwa perkataan perempuan lemah,baperan itu salah, junjung harga diri perempuan, sebagimana telah diperjuangkan oleh RA Kartini,

Perempuan adalah public figure bagi anak-anaknya, pencetak generasi penerus bangsa, yang mana bangsa ini tidak ingin generasi yang lemah dan penuh dengan kisah percintaan, tanpa adanya kisah semangat juang dalam kehidupan, Perempuan harus berperan menentukan arah pembangunan bangsa, dalam dunia ini kaum atau manusia yang paling banyak adaah perempuan,maka akan sia-sia jika yang di unggulkan hanya kuantitatif, namun kualitas nya masih kurang, perempuan harus mandiri, berfikir positif bukan pesimis, karena Perempuan adalah penopang ketahanan keluarga dan sangat memiliki andil kesejahteraan keluarga dan negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline