Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) lahir karena menjadi suatu kebutuhan dalam menjawab tantangan zaman. Berdirinya organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia bermula dengan adanya hasrat kuat para mahasiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlusssunnah wal Jama'ah, sebagai wahana penyaluran aspirasi dan pengembangan potensi mahasiswa-mahsiswa yang berkultur NU. Dan memiliki tujuan yang sangat mulia, yaitu "Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya serta komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia".
Pmii mampu mencetak kader -- kader yang kritis dan idealis, serta memiliki jiwa yang loyalitas tanpa batas dalam berproses, sehingga tidak heran bahwa kader pmii selalu menjadi sorotan ataupun lawan bagi para aparat, karena dengan prinsip tangan terkepal dan maju kemuka,mundur satu langkah adalah bentuk penghianatan yang selalu ditanamkan pada benaknya saat melangkah, tanpa takut, tanpa ragu slalu menegakkan keadilan.
Kader pmii adalah orang yang mampu mencium atau melihat isu isu secepat kilat, karena perasaan mereka yang selalu peka akan keadaan Negara, dan orang yag tidak akan acuh setelah mendengarnya ataupun meihatnya, mereka tidak akan pernah ikhlas jika di negaranya ada sesuatu yang memang tidak benar, apalagi sampai membuat rakyat menangis, mereka akan berusaha sejauh apapun meski cobaan slalu menghantamnya.
Namun, sekarang Negara telah banyak di kuasai oleh barisan- barisan tembok yang tidak bertanggung jawab,mereka hanya mengumbar- umbar jaji, tetapi rakyat selalu di khianati, sedng ia memperkaya diri, kemiskinan dan pengangguran merajalela, kesehatan dan pendidikan rakyat sebatas wacana, rakyat dipaksa jadi jelata, sebagai tumbal tahayul kesejahteraannya, radikalisme dan terorisme kini semakin berkeliaran, dijadikan politik laksanan asupan, politikus semakin rakus, tak kenal puas bagaikan tikus.
Dulu, pertiwi sangatlah indah, berbagai ragam musik, budaya, tarian, bahasa, suku dan agama yang selalu menghiasi negara dengan sempurna, negeri yang melimpah akan rempah-rempah, Negara yang berdiri dari darah pahlawannya,yang tersusun rapi pemerintahan dan jajarannya, dan pasti hidup rukun tuan dan rakyatnya,namun sekarang Negara terambil oleh orang orang bertangan kasar, ibarat membinasakan satwa tanpa kasihan.
Tetapi kader pmii adalah Tabib bagi nusa dan bangsa, mereka tidak hanya peka akan ketidakadilan yang melintas didepan mata, tapi mereka akan dengan cepat untuk menyembuhkannya, menyembuhkan Negara yang kian terancam, dan menyembuhkan aparat dari penyakit jiwanya, mereka selalu menyempatkan waktunya untuk turun jalan, demi menyadarkan mimipi- mimpi tidurnya aparat yang tidak bertanggung jawab, walau panas menghadang, polisi menghadang, namun semangat kader pmii tidak akan hilang, hingga menemukan jalan keluar dan benar benar mebuahkan hasil yang menguntungkan." Kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H