Lihat ke Halaman Asli

Bapak

Diperbarui: 6 Juli 2015   11:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

@ 2 Ramadan Tahun Pertama

Hidup ini seperti sepak bola, harus memainkan peran masing-masing sebaik mungkin untuk membuat gol sebagai tujuan. Jangan jadikan peranmu menjadi beban. Kamu dan saudara-saudaramu harus saling membantu dan menghargai. Pemain sepak bola tak akan bisa membuat gol kalau tak ada kerja sama. Begitupun dengan kamu dan saudara-saudaramu. Bapak tak tahu sampai kapan akan terus bersama kalian.

@ Sepuluh Ramadan Tahun Pertama

Bukannya ingin membebanimu dengan tanggung jawab yang berat padamu sebagai anak sulung tapi karena bapak percaya padamu bahwa kau dan adik-adikmu bisa menjadi seperti tim sepak bola yang tangguh setelah bapak nggak ada. Jagalah ibumu, saudara-saudaramu dan harga diri keluarga.

@. Tiga Puluh Ramadan Tahun Pertama

Ifat, maafkan bapak…Bapak sangat menyayangimu. Ditengah gema takbir mengangkasa mengagungkan asma Yang Maha Kuasa, bapak tersudut dalam ruangan gelap karena kehilanganmu, anakku.

@ Satu Ramadan Tahun Kedua

Ramadan ini adalah kali keduaku menjalaninya tanpamu, anakku

Kepergianmu telah mengajarkanku betapa indahnya kasih sayang

Bapak merindukan candamu kala menggoda adik-adikkmu

Menjadikan perihnya hati

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline