Lihat ke Halaman Asli

Masjid Cheng Hoo, Wujud Keharmonisan Kehidupan

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13912173851375622279

[caption id="attachment_319547" align="aligncenter" width="300" caption="nampak depan"][/caption]

Masih di Surabaya yaa… pertama kali tahu info tentang masjid Muhammad Cheng Hoo ini dari televisi beberapa tahun lalu. Karena tak mau melewatkan kesempatan, akhirnya sengaja saya ingin singgah, yah sebentar pun tak  apalah walau sekedar menunaikan sholat saja. Yang penting sudah hilang penasaran hehehe…

[caption id="attachment_319548" align="aligncenter" width="300" caption="suasana di dalam masjid"]

1391218015734039899

[/caption]

Setelah mencari alamatnya, taraaa akhirnya sampai juga di masjid yang berarsitektur mirip klenteng. Merah, kuning dan hijau warna yang mendominasi masjid yang berada di jalan Gading, bukan jalan lebar kalau boleh disebut, hanya gang perumahan. Karena sepertinya memang berada di komplek perumahan. Masjid ini satu lokasi dengan gedung PITI ((Pembina Imam Tauhid Islam).

[caption id="attachment_319550" align="aligncenter" width="300" caption="gambaran kapal Laksmana Cheng Hoo"]

13912186031088284946

[/caption] Sejarah Penamaan Masjid Cheng Hoo Nama masjid ini merupakan bentuk penghormatan pada Cheng Hoo, laksmana asal Cina yang beragama Islam. Dalam perjalanannya di kawasan Asia Tenggara, Cheng Ho bukan hanya berdagang dan menjalin persahabatan, juga menyebarkan agama Islam. Pada abad ke 15 pada masa dinasti Ming  (1368- 1643) orang-orang Tionghoa dari Yunnan mulai berdatangan untuk menyebarkan agama Islam, terutama di pulau Jawa. Yang kemudian Laksamana Cheng Ho (Admiral Zhang Hee) atau yang lebih dikenal dengan Sam Poo Kong atau Pompu Awang pada tahun 1410 dan tahun 1416 dengan armada yang dipimpinnya mendarat di pantai Simongan, Semarang. Selain itu dia juga sebagai utusan kaisar Yung Lo untuk mengunjungi Raja Majapahit yang juga bertujuan untuk menyebarkan agama Islam. Untuk mengenang perjuangan dan dakwah Laksamana Cheng Hoo dan warga Tionghoa muslim juga ingin memiliki sebuah masjid dengan gaya Tionghoa maka pada tanggal 13 Oktober 2002 diresmikan Masjid dengan arsitektur Tiongkok ini. Masjid Muhammad Cheng Hoo ini mampu menampung sekitar 200 jama'ah. Masjid Muhammad Cheng Hoo berdiri di atas tanah seluas 21 x 11 meter persegi dengan luas bangunan utama 11 x 9 meter persegi. Masjid Muhammad Cheng Hoo juga memiliki delapan sisi dibagian atas bangunan utama. Ketiga ukuran atau angka itu ada maksudnya. Maknanya adalah angka 11 untuk ukuran Ka'bah saat baru dibangun, angka 9 melambangkan wali songo dan angka 8 melambangkan Pat Kwa (keberuntungan/ kejayaan dalam bahasa Tionghoa). (Wikipedia) [caption id="attachment_319561" align="aligncenter" width="300" caption="keharmonisan, keren"]

1391219768765869236

[/caption]

Letaknya di belakang kantor Walikota Surabaya, tapi bukan tepat di belakang kantor. Yah melewati beberapa gang sebelum akhirnya sampai di jalan Gading. Sebelah kiri jalan.

Bangunannya tak terlalu besar, hanya satu bangunan utama tanpa dinding pembatas di kanan maupun kiri tetapi karena arsitektur dan nilai sejarahnyalah masjid ini menarik perhatian. Pengunjungnya tak selalu umat Islam, banyak juga umat Tionghoa nonmuslim pun mengunjungi masjid ini.

*semua gambar Inong punya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline