Lihat ke Halaman Asli

Tiada Patokan untuk Cinta yang Sempurna

Diperbarui: 21 September 2016   13:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Cinta merupakan hal yang menarik untuk diperbincangkan. Cinta menyimpan banyak misteri. Bagaimana dan dengan cara apa ia akan datang? Cinta seperti apakah yang akan mengampiri kita? Dan masih banyak yang lainnya. Bagi orang yang masih sendiri, kedatangan cinta sangatlah dinanti-nanti dam ketia ia telah datang banyak cara yang diekspresikan dalam menanggapi kedatangan cinta mereka.  Ada yang terbuka dan tidak memberikan kriteria harus bagaimanakah cinta yang akan mengisi ruang hati mereka dan ada juga yang sebaliknya.

Alkisah ada seorang perempuan yang begitu mengharapkan hadirnya seorang pasangan yang menjadi labuhan cintanya. Suatu ketika seseorang lelaki yang ia kenal menghubunginya. Lelaki tersebut adalah pemuda desa yang hanya lulusan SMA, yang mencoba memperbaiki nasibnya dengan merantau ke kota. Lelaki itu menyatakan cinta kepadanya, jauh dari lubuk hati perempuan itu menyatakan bahwa ia sangat ingin mengharapkan kehadiran cinta. Namun ia menolak halus permintaan lelaki tersebut dengan alasan ia masih ingin fokus pada pendidikannya. Ah, itu hanyalah sebuah alasan penolakan lantaran lelaki tersebut tidak memenuhi kriterianya yang ingin memiliki pasangan yang lebih pintar darinya.

Perjalanan kisah perempuan itu masih berlanjut dengan membawa harapan akan adanya seseorang yang mengisi hati dengan manisnya cinta. Hingga lelaki lain menghampirinya dan menyatakan ingin menjalin hubungan yang halal dengannya. Berbeda dengan lelaki sebelumnya, ia adalah lelaki yang berpendidikan lebih tinggi darinya, lelaki berpengetahuan yang berkecimpung dalam pemberdayaan pendidikan. Ia lelaki muda yang memiliki masa depan cerah dengan karir dan pengetahuannya. Namun perempuan itu tidak merasa nyaman dengan lelaki itu lantaran ia merasa bahwa lelaki itu tidak cukup bisa mengantarkannya menjadi perempuan sholihah. Ya, bisa dikatakan dia menolak lelaki itu karena tidak cukup banyak memiliki pemahaman agama. Akhirnya ia juga menolak lelaki ini.

Terkadang ia merasa jenuh dan marah. Lelaki yang datang tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya menjadi pasangan. Namun keinginannya untuk merasakan cinta yang begitu kuat membuat ia ingin menerima lelaki tersebut. Keadaan tersebut membuatnya dilema. Sampai pada suatu ketika dilematik tersebut menghilang ketika ia bertemu dengan lelaki yang sempurna di matanya. Ia adalah lelaki dengan paras rupawan, berpendidikan, pandai membaca quran dan juga paham agama. Ia berfikir dialah lelaki yang selama ini ia tunggu kehadirannya. Lelaki yang mampu mengimbangi wawasannya, lelaki yang mampu membawanya pada kebaikan dengan pengetahuan agamanya. Sosok imam yang sempurna untuknya.

Perempuan itu berusaha untuk bisa mengenal lelaki tersebut lebih dekat. Banyak cara yang ia lakukan untuk bisa dekat denganya, bahkan ia rela mengikuti kegiatan yang tidak ia sukai hanya demi bisa lebih dekat dengannya. Hatinya begitu berbunga ketika ia menyadari bahwa lelaki itu juga memperhatikannya. Ia pun menunjukkan banyak sisi baik dalam dirinya untuk membuat lelaki tersebut berkesan. Namun, semua luluh saat ia tahu bahwa lelaki tersebut sudah memiliki perempuan di sampingnya, perempuan yang akan menjadi kekasih halalnya. kini ia hanya bisa berpangku tangan meratapi nasibnya. Banyak memilih membuatnya kehilangan banyak kesempatan.

Ketika kita menanti cinta yang sempurna, maka penantian itu hanya akan menjadi penantian tak berjeda. Kisah di atas menceritakan kepada kita bahwa kesempurnaan cinta tak dinilai dari sejauh mana seseoarng memenuhi kriteria sempurna versi kita, tetapi bagaimana kita bisa mencintai ketidaksempurnaan pasangan kita dengan cara yang sempurna, dengan begitu kita bisa menciptakan kesempurnaan cinta. Jangan membuat kita melepaskan seseorang yang mungkin bisa menciptakan cinta yang sempurna untuk kita dengan kekurangan mereka hanya demi sesuatu yang kita pandang sempurna namun tidak bisa mencipatakan kesempurnaan cinta untuk kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline