Demografi tenaga kerja terus berubah. Susunan kepegawaian dan cara kerja pegawai juga bergeser. Jam kerja lebih panjang, beban kerja lebih besar, dan penilaian performa pegawai yang penuh kompetisi memberikan tekanan yang lebih besar kepada pegawai.
Setiap generasi (mulai dari Generasi X, Generasi millennial, dan kini Generasi Z yang mulai masuk ke dunia kerja) semakin kritis terhadap cara atasan dan organisasi tempat mereka bekerja berkomunikasi dengan para pegawai. Mereka menuntut peningkatan kolaborasi, transparansi, dan umpan balik dari jajaran manajemen.
Dengan sendirinya, peran komunikasi internal turut berubah dari waktu ke waktu. Setiap masa berupaya memenuhi elemen tuntutan pada tempat kerja yang berbeda.
Diantaranya menghibur pegawai, menyampaikan informasi kepada pegawai, mempersuasi pegawai, dan akhirnya membuka komunikasi antara para pegawai dan manajemen.
Membangun strategi komunikasi internal yang efektif dapat menjadi salah satu cara untuk membuat tempat kerja menjadi lebih produktif.
Cara berkomunikasi dengan publik internal memiliki dampak besar pada produktivitas, kolaborasi antar tim kerja, pengalaman kerja pegawai, dan pada akhirnya interaksi yang postif dengan para pegawai.
Selain itu, komunikasi internal juga sangat krusial untuk membangun identitas organisasi karena akan memberikan rasa memiliki pada setiap pihak internal yang ada di dalamnya.
Komunikasi internal dapat berperan penting dalam penyelesaian konflik yang tentunya tak dapat terhindari dalam organisasi, dimana komunikasi internal yang baik akan lebih cepat dalam memahami kesalahpahaman dan meluruskan duduk permasalahan.
Di era keterbukaan informasi seperti saat ini, aset organisasi juga termasuk pengenalan atau pengetahuan akan hubungan antar manusia di dalamnya. Bukan hanya informasi yang memang terkelola, namun juga informasi "selentingan" yang menjadi perbincangan di antara pegawai.
Idealnya, setiap organisasi modern termasuk institusi pemerintahan memiliki pejabat khusus yang bertugas pada sistem komunikasi internal. Apalagi, institusi yang memiliki struktur dan wilayah kerja yang sangat besar.
Informasi yang dimiliki dan terus ditelurkan juga sangat banyak. Karenanya kerapkali terjadi kesenjangan pemahaman antara manajemen antarunit dan pegawainya.