Lihat ke Halaman Asli

Irma Agustina

Banda Aceh

Hubungan Tuberkulosis dengan Kehamilan

Diperbarui: 13 Maret 2023   21:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Menurut World Health Organization (WHO), Tuberkulosis (TB) adalah salah satu penyebab kematian paling umum di seluruh dunia yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.

Sekitar 1,5 juta orang meninggal setiap tahun akibat TB. Pada tahun 2018, terdapat 3,2 juta perempuan yang terinfeksi TB, banyak diantaranya adalah perempuan dalam usia reproduksi. Perhatian yang kuat harus diberikan pada wanita yang terinfeksi HIV, di mana insiden TB sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita HIV-negatif.

 

Gejala TB saat hamil mirip dengan saat tidak hamil, seperti batuk, penurunan berat badan, kelelahan, dan demam. TB paling sering terjadi di paru-paru, diikuti kelenjar getah bening, tulang, ginjal, sistem pencernaan. Paling jarang mengenai area kemaluan dan payudara. Lokasi TB yang khas dapat terjadi pada perempuan HIV-positif seperti selaput otak dan ginjal.


Faktor risiko TB pada Kehamilan

Untuk mengetahui faktor risiko TB pada wanita hamil dapat dilakukan dengan screening. Pertama, ada tidaknya keluarga yang terinfeksi. Kedua, apakah penderita bepergian ke daerah atau negara yang sering terjadi TB. Ketiga, Apakah penderita tinggal di daerah yang umum terjadi TB. Keempat, apakah penderita memiliki sistem imun yang rendah akibat HIV atau penyakit lainnya. Kelima, Penderita adalah anak-anak atau lanjut usia, karena pada usia tersebut sistem imun rendah. Keenam, gizi buruk dan tempak tinggal yang sempit.


Efek Kehamilan terhadap Tuberkulosis

Tuberkulosis tidak memiliki efek berbahaya selama ditangani dengan benar. Sedangkan tingkat kessembuhannya dipengaruhi oleh tingkat kerentanan, luas lokasi yang terkena, dan model radiografi. Namun kehamilan seringkali membuat diagnosis TB sulit dilakukan karena banyak gejala TB yang tumpang tindih dengan tanda-tanda kehamilan seperti kelelahan, dan napas cepat sehingga dapat menunda pengobatan.


Efek Tuberkulosis terhadap Kehamilan

Dari reproduksi hingga persalinan dan seterusnya, TB dapat mempengaruhi semua tahapan proses kelahiran. Infertilitas dalam bentuk sinekia uterus, obstruksi tuba, implantasi, dan kegagalan ovarium dapat menjadi konsekuensi dari TB. Bahkan ketika kehamilan terjadi, risiko kehamilan tuba atau abdominal lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan yang tidak terpengaruh. Risiko bayi prematur dan berat badan lahir rendah meningkat 2-3 kali lipat dan kematian perinatal pada bayi dari ibu yang menderita TB meningkat 6 kali lipat. Bayi yang lahir dari wanita hamil yang menderita TB juga dapat tertular TB melalui cairan ketuban, penyebaran hematogen, atau keduanya.

Tes pilihan untuk mendiagnosis TB dapat dilakukan dengan tuberculin skin test (Mantoux test). Walaupun pada wanita hamil ada penekanan fungsi kekebalan tubuh, tetapi hal tersebut tidak berpengaruh terhadap hasil tes jika dibandingkan dengan wanita HIV-positif. Bila ada kecurigaan klinis TB, pemeriksaan menyeluruh harus dilakukan, termasuk rontgen thoraks dengan pelindung, bahkan pada usia kehamilan di bawah 12 minggu bila kondisi pasien sangat mengarah pada TB.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline