Lihat ke Halaman Asli

Irma Agustina

Banda Aceh

Jangan Ada Kusta di Antara Kita

Diperbarui: 27 Januari 2022   18:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: istockphoto.com

Kusta adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Penyakit ini sering disebut sebagai penyakit kutukan dikarenakan perawakannya yang mengerikan dan dapat menyebabkan disabilitas atau kecacatan saat tidak diobati dalam jangka waktu yang lama. 

Pada tahun 2020, Indonesia berada di peringkat ketiga di dunia dengan jumlah kasus baru Kusta berkisar 8% dari kasus dunia.

Terdapat 3 tanda utama penyakit kusta, yaitu:

  1. Bercak kulit yang mati rasa
  2. Penebalan saraf tepi
  3. Ditemukan kuman tahan asam pada pemeriksaan kulit

Manusia merupakan satu-satunya sumber dan pejamu bagi kuman Mycobacterium leprae. Kuman ini paling banyak berada di saluran napas bagian atas. Penularan dapat terjadi jika seseorang melakukan kontak yang cukup lama, cukup dekat dan cukup erat dengan penderita. 

Kuman masuk melalui saluran napas atas dan kontak kulit yang cukup lama. Namun perlu diketahui bahwa penderita Kusta yang sudah meminum obat Multi Drugd Therapy (MDT) tidak menjadi sumber penularan kepada orang lain.

Disabilitas atau kecacatan Kusta terjadi karena reaksi Kusta yang mengenai saraf tepi. Semakin lama menderita Kusta, maka semakin besar pula risiko terjadinya disabilitas. Namun, kerusakan saraf yang terjadi kurang dari 6 bulan dan diobati dengan cepat dan tepat, tidak akan menyebabkan kerusakan saraf yang permanen. 

Cegah Kusta dengan KITA, yaitu:

Kenakan masker dan jaga kebersihan

Ingatkan penderita untuk konsumsi obat sampai sembuh

Tidak boleh berpergian ke daerah endemik Kusta

Atur pola makan dan jaga daya tahan tubuh




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline