Belum sepekan santri baru masuk pondok, sudah banyak cerita yang terukir. Ada yang dengan mudah dapat bersosaialisasai dengan teman barunya bahkan dengan kakak kelasnya. Namun tak jarang juga yang butuh waktu untuk dapat beradaptasi dengan kehidupan pondok dan berkenalan dengan orang-orang baru. Bahkan ada yang memilih untuk pulang dengan berbagai alasan.
Pagi itu baru saja ku langkahkan kaki masuk ruang kantor ketika sejenak kemudian mata tertuju pada sosok yang duduk di kursi ruang tamu. Yah di sana duduk seorang santri baru yang beberapa hari sebelumnya juga ada diruang itu bersama orang tuanya.
"Kenapa kak, kakak tidak sekolah?" Tanyaku beruntun mengingat ini hari sekolah dan dia pagi-pagi ada di kantor dengan tidak memakai seragam sekolah.
"Lagi nunggu ustadzah Ely."
"Oh kalau gitu tunggu aja sebentar ya." Ujarku sambil berlalu.
Tidak lama berselang ustadzah Ely pun datang dan drama seperti beberapa hari sebelumnya kembali terulang.
"Aku tidak mau di sini. Aku mau pulang. Aku mau sama ibu." Kata Alya, santri baru tersebut sambil menangis.
"Alya coba bertahan dulu sebulan aja nak." Bujuk ustadzah Ely yang telah menyiapkan diri menjadi orang tua angkatnya demi Alya bisa bertahan.
"Kasihan orang tuanya. Bukankah Alya sendiri yang milih mau sekolah di pondok."
"Tapi aku gak mau, aku mau pulang, gak mau di sini "
"Cobalah bertahan sebulan aja nak, supaya Alya bisa merasakan bagaimana di pondok."