Lihat ke Halaman Asli

Apa saja jalan menuju sifat takwa??

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Jalan menuju sifat takwa:

1.Mu’ahadah: menepati perjanjian seperti disebutkan dalam QS An-Nahl ayat 91

Cara kita melakukan mu’ahadah adalah introspeksi diri berkaitan dengan kewajiban kita kepada Allah, karena sebenarnya setiap hari kita berjanji kepada Allah. Di dalam QS Al-Fatihah ayat 5 disebutkan kita berjanji untuk menyembah dan hanya memohon pertolongan kepada Allah

2.Muroqqobah:merasakan hadirnya Allah

Dalam QS Asy-Syu’ara ayat 218-219 disebutkan bahwa “ Yang melihat ketika engkau berdiri( untuk shalat ) dan melihat perubahan gerakan badanmu diantara orang-orang yang sujud”. Jadi kita harus merasakan kehadiran Allah dalam kondisi apapun. Dengan cara sebelum dan saat melakukan pekerjaan kita niatkan untuk mengharap ridho Allah bukan untuk megejar popularitas.

Ada empat macam muroqqobah:

·Muroqqobah dalam melaksanakan ketaatan yaitu dengan cara ikhlas kepada Allah

·Muroqqobah dalam kemaksiatan yaitu dengan cara bertaubat kepada Allah

·Muroqqobah dalam mubah yaitu dengan menjaga adab kepada Allah

·Muroqqobah dalam musibah dengan cara ridho dan ikhlas terhadap ketentuan Allah

3.Muhasabah: introspeksi diri

Dalam QS Al-Hasyr ayat 18 dijelaskan “ Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan”. Muhasabah dilakukan dengan cara mengingat apa yang kita kerjakan dan dampaknya bagi kehidupan kita. Hendaknya kita selalu mengintrospeksi amalan-amalan kita yang telah kita kerjakan.

4.Mu’aqobah: pemberian sanksi

Dalam QS Al-Baqarah ayat 179 dijelaskan “ Dan dalam qishash itu ada( jaminan) kehidupan bagimu, wahai orang-orang yang berakal, agar akamu bertakwa”. Setiap targetan yang hendak kita inginkan, ketika kita belum mencapainya sebaiknya kita memberikian sanksi pada diri kita sebagai upaya untuk memperbaiki diri. Namun sanksi tersebut harus sesuai dengan syari’at Islam. Seperti dalam kisah Umar yang telat untuk melaksanakan shalat berjamaah di masjid karena sedang mengurus ladang kurmanya,beliau menghukum dirinya dengan mendermakan hartanya.

5.Mujahadah: optimalisasi

Dalam QS Al-Ankabut ayat 69 yang berbunyi “ Dan orang-orang yang berjihad untuk mencari keridaan Kami, Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh Allah bersam orang-orang yang berbuat baik”, dari ayat tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa kita harus bersungguh dalam melaksanakan kegiatan kita, dan harus memaksa diri kita agar tidak malas.

resume dari kajian islam pekanan by irma

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline