Lihat ke Halaman Asli

Irlinda Fitri Azzahroh

Mahasiswa S1 Bioteknologi, Universitas Diponegoro

Sulap Sampah Organik Jadi Cairan Pembersih, Mahasiswa Undip Tumbuhkan Sikap Peduli Lingkungan

Diperbarui: 10 Agustus 2022   22:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis berfoto bersama ibu-ibu rumah tangga pasca pembuatan ekoenzim (Dokumen Pribadi, 2022)

Rejomulyo, Semarang (31/07/2022) -- Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro Tahun 2021/2022 mengadakan program kerja monodisipliner di RW 04 Kelurahan Rejomulyo, Semarang Timur. 

Program yang diikuti oleh 8 orang ibu-ibu sebagai perwakilan tiap RT ini mencakup edukasi terkait tentang bahaya limbah rumah tangga yang disebabkan oleh limbah sabun, detergen, kemasan plastik bekas detergen dan cairan pembersih rumah serta upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini melalui langkah sederhana yang dapat dimulai dari rumah.

Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang sampah terbesar di dunia. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat, Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 21,88 juta/ton pada tahun 2021 dimana sampah rumah tangga menjadi penyumbang paling banyak terhadap jumlah sampah nasional yakni sekitar 42,23 persen. 

Dari data ini, dapat diketahui bahwa Indonesia belum dapat mengatasi persoalan sampah rumah tangga secara serius. Kurangnya tindakan dalam mengatasi persoalan sampah ini menyebabkan resiko pencemaran makin tinggi.  

Selain sampah anorganik yang berasal dari kemasan, limbah yang dihasilkan oleh bekas cucian ataupun detergen juga dapat membahayakan lingkungan. 

Pengelolaan limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, dan pencucian baju sering diabaikan karena dianggap memiliki kandungan pencemar makro yang rendah. 

Meskipun demikian, limbah ini mengandung mikropolutan yang dapat mempengaruhi ekosistem perairan meskipun dalam konsentrasi kecil. Saat ini, belum ada kewajiban bagi rumah tangga untuk mengolah limbah yang dihasilkan karena membutuhkan lahan, biaya, serta teknologi yang tidak dimiliki rumah tangga pada umumnya. Oleh karena itu, diperlukan inovasi untuk mengatasi permasalahan ini.

Merujuk pada kondisi Kelurahan Rejomulyo yang padat akan penduduk serta mayoritas masyarakat perempuannya berlaku sebagai ibu rumah tangga. Kelurahan Rejomulyo tidak dapat terhindar dari ancaman bahaya yang ditimbulkan oleh pencemaran limbah rumah tangga. 

Menyadari ancaman ini, mahasiswa KKN Tim II Undip mengajak ibu rumah tangga untuk menimbulkan sikap peduli lingkungan dengan mengganti penggunaan detergen, sabun, ataupun cairan pembersih rumah dengan cairan ekoenzim yang lebih ramah lingkungan.

Proses pembuatan Ekoenzim (Dokumen pribadi, 2022)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline