Hari ini, Rabu (26/7) telah dilaksanakan praktik kerja sama pembuatan kompos dari kotoran kambing antara kelompok MMD 112 Universitas Brawijaya dengan Kelompok Tani Desa Jenggolo. Perwakilan Kelompok Tani Desa Jenggolo menyambut antusias kegiatan ini dengan ikut serta dalam proses pembuatan kompos tersebut.
Desa Jenggolo yang berlokasi di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang memiliki lahan persawahan terbesar ke-2 di Kecamatan Kepanjen. Potensi ini pula menunjang pertanian Desa Jenggolo sebagai salah satu ketahanan pangan terbaik di Kecamatan Kepanjen. Karena potensi pertanian yang besar ini, sebelumnya Mahasiswa Universitas Brawijaya yang tergabung dalam program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) kelompok 112 melakukan sosialisasi mengenai pemanfaatan limbah menjadi kompos dan pengenalan teh kompos sebagai nutrisi tanaman pada tanggal 10 Juli 2023.
"Untuk mendukung pertanian organik di Desa Jenggolo, saya rasa kegiatan semacam ini perlu dilaksanakan lebih sering". ujar Pak Sutrisno selaku ketua kelompok tani Makmur 2 di Desa Jenggolo.
Selama ini, Desa Jenggolo sendiri sudah perlahan beralih metode dengan menggunakan bahan-bahan organik. Akan tetapi, bahan organik tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan pertanian di seluruh sektor tani Desa Jenggolo.
Pembuatan kompos dari kotoran kambing ini, harapannya dapat berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan suplai bahan organik bagi petani di Desa Jenggolo.
"Selama ini penumpukan kotoran kambing di kandang menjadi kendala saya dikarenakan dalam memelihara kambing dalam jumlah banyak, dapat menyebabkan pencemaran terhadap hewan dan lingkungan. Saya harap kotoran kambing ini dapat dikelola lebih lanjut agar penggunaan kotoran kambing sebagai bahan dasar kompos bisa diproduksi secara optimal". ujar Pak Sutris
Program pembuatan kompos dari kotoran kambing mempunyai nilai keberlanjutan yang tinggi dikarenakan banyaknya masyarakat desa yang memiliki profesi sampingan sebagai peternak kambing sehingga bahan baku pembuatan kompos tersebut dapat terpenuhi dengan baik.Kegiatan ini, juga dapat mengurangi ketergantungan penggunaan terhadap pupuk kimia bersubsidi yang tengah langka di masyarakat.
"Kami selaku perangkat Desa Jenggolo mengucapkan terima kasih banyak atas program ini, semoga dengan adanya program ini dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia oleh petani Desa Jenggolo serta berperan dalam mewujudkan Desa Jenggolo sebagai desa pertanian organik". ujar Pak H. Sukardi selaku Kepala Desa Jenggolo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H