Saya adalah guru di salah satu sekolah yang berada di kawasan timur Indonesia khususnya di Maluku Utara. Sekolah kami merupakan sekolah yang telah melaksanakan kurikulum K13 dan berlaku sejak tahun 2014 secara bertahap.
Sebagai guru kimia hal ini merupakan tantangan tersendiri mengingat siswa yang menjadi peserta didik di sekolah kami ini memiliki karakter, latar belakang dan kemampuan ekonomi yang berbeda-beda.
Tantangan terbesar saya sebagai guru kimia di kelas adalah memberikan pelayanan pembelajaran yang kreatif dan inovatif agar siswa dapat belajar kimia bersama saya dan melalui kimia mampu membangkitkan kemampuan imajinatif, berpikir kritis, berpikir kreatif , serta rasa penasaran mereka setiap hari tentang belajar kimia.
Ilmu kimia merupakan objek kajian yang berkaitan dengan materi dan memiliki sifat konsep abstrak (mikrokonsep) ,simbolik, maupun makrokonsep. Dari setiap tulisan refleksi hasil belajar siswa yang saya baca ternyata siswa mengalami kesulitan belajar kimia karena sebagain besar mereka berpendapat bahwa kimia itu dalah pelajaran menghapal karena banyak konsep kimia yang bersifat abstrak dan sulit diterjemahkan ke dalam pemahaman dan cara berpikir mereka.
Misalnya siswa masih kesulitan membedakan antara ikatan ion dan molekul. Siswa sulit membedakan antara bentuk-bentuk molekul dari suatu senyawa ditinjau dari ikatan kimia atom atau senyawa tersebut. Siswa juga sangat kesulitan membaca simbol-simbol kimia. Mereka sulit menuliskan sebuah persamaan reaksi dan menyelesaikannya.
Di sisi lain pembelajaran kimia juga merupakan pembelajaran praktikum yang menganjurkan pembelajaran berbasis bukti dan proses. Namun keterbatasan sarana dan prasarana laboratorium kimia di sekolah maka tak jarang pembelajaran kimia dilakukan guru secara apa adanya. Hal inilah yang menyebabkan mata pelajaran kimia masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dan membosankan .
Pembelajaran kimia yang bermakna dapat diselenggarakan melalui berbagai strategi. Salah satu strategi yang harus kita coba adalah melalui pembelajaran berbasis teknologi. Sebagai guru profesional yang akan menyiapkan generasi 4.0 maka sudah menjadi hal yang mutlak bahwa guru harus memiliki keterampilan melek teknologi digital.
Guru di abad desruptif dan perkembangan informasi yang begitu cepat ini harus mampu menjadi bagian integral dan memainkan peran penting dalam rangka pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang unggul. Untuk itu guru harus mampu meningkatkan kompetensi diri baik kompetensi pedagogik,kepribadian, sosial maupun profesional secara berkesinambungan dan up to date.
Saya termasuk guru yang selalu berpikir tentang kemajuan belajar siswa dan bagaimana membangun skill mereka melalui belajar kimia. Saya ingin menghadirkan pemikiran dan cara baru dalam belajar kimia sehingga para siswa dapat belajar kimia secara menyenangkan dan proses belajar kimia dpat membangun skill siswa terutama cara berpikir kreatif dan kritis dalam menyelesaikan masalah dalam hidup dan kehidupan mereka.
Sebagai guru kimia saya ingin membuat kelas saya penuh dengan tantangan dan inovatif dengan karya peserta didik. Pembelajaran kimia yang saya rancang harus sesuai dengan kebutuhan siswa .
Pelatihan guru secara konvensional melalui tatap muka selain memakan banyak biaya juga sangat jarang menyentuh semua guru terutama kami di Indonesia timur. Sejak tahun 2016 saya bergabung di Diklat Online Guru Melek IT . Saya bergabung dalam diklat ini melalui akun facebook .