Kita semua pasti senang minum teh. Minum teh di pagi hari maupun di sore hari akan membuat kita menjadi rileks dan bersemangat kembali. Namun ada kalanya kebiasaan minum teh dilakukan bersama-sama dan hal ini dijadikan anak-anak muda untuk menunjukkan rasa hormat maupun penyesalan kepada orang lain atau pun orang yang lebih tua.
Minum teh bagi setiap orang merupakan bagian dari kebudayaan dan status sosial. Setiap negara memiliki tradisi minum teh yang unik. Ritual minum teh ini bukan hanya dapat membangun keakraban keluarga tetapi mencerminkan kepribadian, dan pengetahuan tuan rumah yang mencakup tujuan hidup, cara berpikir, agama, ekspresi maupun apresiasi.
Masyarakat Eropa menyebut teh sebagai "tay" atau yang berasal dari bahasa Canton lalu orang Inggris menyebut teh sebagai " Tea" sedangkan orang Belanda menyebutkan "tee" Selanjutnya orang Indonesia menyebutnya "teh".
Tanaman teh pertama kali diperkenalkan tahun 1686 oleh Dr. Andreas Cleyer berkebangsaan Belanda yang membawa teh ini sebagai tanaman hias ke Indonesia. Lalu abad ke -17 Pemerintah Belanda mendatangkan teh dari Cina untuk ditanam di Indonesia. Sejak saat itu budaya minum teh untuk menjamu tamu untuk penghormatan di lakukan di Indonesia.
Pada zaman dulu orang menyajikan teh dengan cara-cara yang sederhana dan diagungkan. Misalnya di Rusia; mereka menyajikan teh menggunakan ketel samovar untuk teh musim panas dan teh musim dingin.
Jika air telah mendidih maka teh disajikan dengan zavarka (poci teh). Lain lagi di Jepang. Budaya minum teh di Jepang sangat disakralkan. Minum teh Matcha ini diperkenalkan sejak abad ke 16 oleh Sen No Rkyu. Sejak itu orang Jepang mempunyai budaya minum teh selama 4 jam. Bagaimana dengan Indonesia?
Orang Indonesia juga memiliki tradisi minum teh yang khas. Kita mengenal teh Poci di Tegal; teh Nasgitel di Solo; teh telur di Padang, teh Tarik di Riau dan lain-lain. Profesi membuat teh ini juga sangat spesial. Di Solo profesi membuat teh disebut "Jayeng".
Di Zaman "Now" minum teh dapat dilakukan di mana saja. Teh dengan berbagai aroma, sajian teh dengan tambahan susu atau perasan jeruk atau essens lainnya, semua itu dapat diperoleh dengan cara praktis karena telah tersedia dalam bentuk kantung-kantung teh. Lalu apa yang menarik dari kantung teh ini?
Kantung teh diibaratkan seperti perempuan. Seperti yang dapat kita saksikan dalam serial film China, simbol teh selalu dilekatkan pada perempuan. Mengapa harus perempuan? Perempuan memiliki energi atau kekuatan yang tersembunyi dibalik kelembutan tutur katanya. Lihatlah kemampuan yang terjadi saat kantung teh direndam dengan air panas. Kantung yang kecil tadi dapat menghasilkan warna teh dan rasa yang berbeda sehingga dapat dinikmati oleh penikmat teh.
Di tangan seorang perempuan hebat akan lahir generasi hebat. Perempuan memiliki peluang yang sama dengan laki-laki dalam peran, fungsi, kedudukan serta posisi. Perempuan adalah makhluk yang khas dan tak tergantikan.
Perempuan Indonesia di zaman kini telah mengalami banyak kemajuan. Mereka memiliki mimpi yang berani mereka wujudkan. Banyak perempuan telah memilih profesi yang dulunya hanya dimiliki oleh kaum laki-laki. Ada yang telah menjadi insinyur, ada yang telah menjadi astronot, techpreneur ada yang menjabat sebagai direktur perusahaan maupun seorang ahli bio teknologi. Semua yang dulu mustahil dicapai oleh perempuan kini menjadi sesuatu yang mungkin.