Gerakan Pemuda (GP) Ansor sebagai badan otonom di Jam'iyyah NU yang bergerak di bidang kepemudaan, tentunya memiliki peran strategis dalam upaya mengawal pemuda yang merupakan elemen penting masa depan bangsa. Seiring dengan perubahan dan tantangan zaman, GP Ansor terus bergerak dengan berbagai perbaikan kualitas & kauntitasnya.
Dalam pergerakannya, setidaknya ada 2 hal penting yang dilakukan oleh GP Ansor, yakni bekhidmah kepada NKRI dan NU secara Jam'iyyah maupun jamaah, implementasi visi GP Ansor. Pimpinan pusat GP Ansor pada masa khidmat sekarang mempunyai 4 visi besar: Pertama, kaderiasi. Kedua, revitalisasi nilai-nilai tradisi. Ketiga, distribusi kader. Dan keempat, kemandirian.
Empat visi tersebut diejawantah dalam program-program kegiatan. Kaderisasi dilakukan dengan dua program, kuantitas kader dan kualitas kader. Program kuantitas kader adalah dengan melaksanakan kaderisasi (rekrutmen kader) secara masif di tingkat ranting dan anak cabang.
Sedangkan untuk program kualitas kader adalah dengan meningkatkan kapasitas & kompetensi kader (capacity building), sehingga diharapkan outpunya bukan hanya militansi kader, tapi juga muncul kader-kader Ansor penggerak.
Kader Ansor penggerak ini berbeda dari kader Ansor yang lainnya, dan harus ada paling tidak (minimal) satu kader penggerak di setiap ranting Ansor. Kader Ansor penggerak adalah kader yang lebih mengutamakan pergerakan organisasi dibanding apapun bahkan karirnya sendiri. Kader Ansor penggerak akan menginisiasi pergerakan organisasi, mengambil tindakan tanpa disuruh, tanpa diperintahkan untuk melakukan yang terbaik bagi kemajuan GP Ansor secara umum.
Program revitaliasi nilai-nilai tradisi dilakukan dengan kegiatan yang mafhum kita sebut "ngaji ke-NU-an", kita galakan kembali pengajian-pengajian di desa-desa (ranting) dengan tujuan mengingatkan kembali kepada warga NU terutama kader-kader akan nilai-nilai ke-NU-an yang mulai pudar.
Nilai-nilai ke-NU-an itu seperti Salapanan NU, yasinan Ansor, dibaan Fatayat, barzanjian Muslimat, dan sebagainya kita inginkan revitalisasi agar bisa bangkitkan lagi tradisi-tradisi tersebut melalui sayap MDS Rijalul Ansor, yang kita khsusukan untuk menggalakkan perjuangan merevitasilasi tradisi nilai-nilai ke-NU-an.
Program Kemandirian terbagi dalam dua segmen, kemandirian organisasi dan kemandirian kader. Untuk kemandirian organisasi banyak sub-sub bidangnya, seperti kemandirian secara ekonomi, kemandirian secara politik, dan kemandirian secara sosial.
Sedangkan untuk kemandirian kader dengan menumbuhkan jiwa enterpreneurship untuk para kader, dengan harapan kedepan tidak ada lagi kader Ansor yang menganggur (tidak bekerja). _iz_
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H